Tim dosen Prodi Penjas, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), UMS melakukan lawatan akademik ke Universiti Teknologi Malaysia (UTM). (Prodi Penjas FKIP UMS)
UMS Kenalkan BEX-TI di UTM Malaysia: Inovasi Pelatihan Silat Berbasis Riset : Tim dosen Prodi Penjas, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), UMS melakukan lawatan akademik ke Universiti Teknologi Malaysia (UTM). (Prodi Penjas FKIP UMS)
Tim dosen Prodi Penjas, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), UMS melakukan lawatan akademik ke Universiti Teknologi Malaysia (UTM). (Prodi Penjas FKIP UMS)

UMS Kenalkan BEX-TI di UTM Malaysia: Inovasi Pelatihan Silat Berbasis Riset

/ Surakartan

BEX-TI merupakan model latihan yang efektif dalam meningkatkan performa fisik dan teknik spesifik berbasis bukti.

 

PABELAN, Kartasura | Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan peran aktifnya dalam pengembangan olahraga tradisional Indonesia di tingkat internasional.

Kali ini, Program Studi Pendidikan Jasmani (Prodi Penjas) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS melakukan lawatan akademik ke Universiti Teknologi Malaysia (UTM) untuk memperkenalkan inovasi pelatihan pencak silat berbasis riset terbaru bernama Bodyweight Exercise and Technique Intensive atau disingkat BEX-TI.

Dalam sesi guest lecture yang digelar sebagai bagian dari kegiatan inisiasi kerja sama, Nur Subekti sebagai perwakilan dari Prodi Penjas FKIP UMS memaparkan hasil riset terbarunya yang melahirkan model latihan BEX-TI.

Metode latihan pencak silat yang dirancang khusus untuk kategori tanding, BEX-TI dirumuskan melalui metode research and development (R&D), serta melibatkan kolaborasi antara akademisi, pakar olahraga, dan praktisi pencak silat.

“BEX-TI merupakan model latihan yang efektif dalam meningkatkan performa fisik dan teknik spesifik berbasis bukti,” kata Subekti saat menjelaskan hasil risetnya, Senin (5/5/2025).

Ia menambahkan, model ini sangat cocok diterapkan oleh pelatih dan atlet yang menginginkan peningkatan performa dengan pendekatan ilmiah yang terukur.

BEX-TI menekankan pada kekuatan tubuh melalui latihan berbasis berat badan sendiri (bodyweight exercise) yang dipadukan dengan teknik spesifik pencak silat. Ini menjadikannya sebagai metode yang mudah diterapkan, fleksibel, namun tetap memberikan hasil yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat.

Lebih dari sekadar metode latihan, BEX-TI juga membuka ruang bagi pendekatan yang lebih terstruktur dalam pelatihan pencak silat. Hal ini penting mengingat kebutuhan atlet saat ini tidak hanya tentang kemampuan fisik, tetapi juga efektivitas metode latihan yang digunakan.

Latihan BEX-TI memungkinkan peningkatan kapasitas aerobik dan anaerobik dalam waktu yang singkat. Selain itu, latihan BEX-TI secara intensif dapat meningkatkan masa otot dan kemampuan pulih yang semakin cepat.

Dengan menambahkan variasi keterampilan khusus pencak silat dalam protokol BEX-TI, memberikan dampak pada kualitas yang lebih baik dalam penguasaan teknik.

Model latihan BEX-TI memungkinkan integrasi latihan HIIT bentuk-bentuk latihan fungsional (bodyweight exercise) dan keterampilan khusus pencak silat. Sebagai model program latihan yang lebih efisien, BEX-TI dapat memberikan peran penting dalam pengembangan komponen fisiologis (kapasitas aerobik dan anaerobik) dan kemampuan biomotor seperti kekuatan otot, kecepatan, kelincahan, dan koordinasi.

Selain itu, protokol HIIT berbasis keterampilan dengan melibatkan teknik khusus pencak silat dapat memberikan hasil yang optimal pada penguasaan teknik-taktis.

Langkah Awal Menuju Kolaborasi Olahraga Regional

Disambut hangat oleh Dekan Fakulti Sains Pendidikan dan Teknologi UTM, Noraffandy B Yahaya, delegasi UMS yang terdiri dari lima dosen Penjas, Nur Subekti, Eko Sudarmanto, Pungki Indarto, Muhad Fatoni, dan Agam Achmad Syaukani, membawa misi penting yakni memperkenalkan metode latihan pencak silat yang tidak hanya efektif, namun juga berbasis pada pendekatan ilmiah.

Kegiatan yang berlangsung pada 29–30 April 2025 ini tidak hanya menjadi ajang tukar ilmu, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral antara dua institusi pendidikan tinggi tersebut dalam rangka peningkatan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang olahraga.

Kegiatan ini menjadi simbol penting bagi kedua institusi dalam membangun jaringan kolaboratif di bidang olahraga dan pendidikan. Dengan memperkenalkan BEX-TI di UTM, UMS tidak hanya menunjukkan kualitas riset para dosennya, tetapi juga memperluas pengaruh pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia ke ranah internasional, khususnya Malaysia yang juga memiliki akar budaya serupa.

Pihak UTM sendiri menyambut positif peluang kolaborasi yang ditawarkan. “Kami melihat ini sebagai awal yang baik untuk kerja sama berkelanjutan antara UTM dan UMS dalam pengembangan ilmu keolahragaan dan pelestarian seni bela diri tradisional,” ujar Noraffandy dalam sambutannya.

Lebih jauh, kerja sama ini diharapkan dapat mengarah pada pengembangan kurikulum bersama, riset kolaboratif, serta pertukaran pelajar dan dosen. Tidak menutup kemungkinan ke depan akan lahir model-model latihan lain berbasis kearifan lokal yang diperkaya dengan pendekatan ilmiah modern.

Subekti pun menegaskan pentingnya kolaborasi semacam ini. “Dengan adanya kerja sama ini, kami berharap dapat mendorong kemajuan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang olahraga, sekaligus menjadi langkah nyata dalam memajukan pencak silat di Indonesia dan Malaysia,” ungkapnya.

Editor: Tomi Kurniawan

 


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik