Mayaris Kusdi (kiri), Catur Agus Saptono (tengah), dan Sriyono (kanan) dalam Silaturahmi KAHMI Wonogiri, Sabtu (11/10/2025). (Set KAHMI Wonogiri)
Silaturahmi KAHMI Wonogiri Diskusikan Peran Penting Gen-Z : Mayaris Kusdi (kiri), Catur Agus Saptono (tengah), dan Sriyono (kanan) dalam Silaturahmi KAHMI Wonogiri, Sabtu (11/10/2025). (Set KAHMI Wonogiri)
Mayaris Kusdi (kiri), Catur Agus Saptono (tengah), dan Sriyono (kanan) dalam Silaturahmi KAHMI Wonogiri, Sabtu (11/10/2025). (Set KAHMI Wonogiri)

Silaturahmi KAHMI Wonogiri Diskusikan Peran Penting Gen-Z

Anggota DPRD Jawa Tengah, Catur Agus Saptono, hadir sebagai pembicara diskusi kebangsaan.


BAKULAN, Sonoharjo | Tepat pada Peringatan Seabad Kemerdekaan tahun 2045 nanti, Indonesia dirancang telah berdaulat, maju, adil, dan makmur. Demi mewujudkannya, dicanangkanlah Visi Indonesia Emas 2045. Peran Generasi Z atau Gen-Z atau para zoomer begitu menentukan berhasil-tidaknya Indonesia Emas.

Hal tersebut mengemuka dalam SilaturaHMI dan Diskusi Kebangsaan Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Wonogiri, pada Sabtu (11/10/2025), di Waroeng TeWe, Pojok Manjung. Acara ini mengundang Anggota DPRD Jawa Tengah, Catur Agus Saptono, sebagai pembicara.

Selain Bang Catur, begitu ia akrab disapa, dalam diskusi bertema ‘KAHMI untuk Indonesia-Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju’ itu, hadir pula Dewan Penasihat KAHMI Wonogiri, Sriyono. Sementara berperan sebagai moderator, Mayaris Kusdi.

“Gen-Z menjadi penentu terwujud atau tidaknya Indonesia Emas. Peran mereka sangatlah besar. Artinya, kualitas dan kapabilitas Gen-Z harus terus dipupuk. Mereka perlu belajar dan bekerja keras untuk mencapai standar kualitas dan kapabilitas itu. Sementara kita sebagai generasi yang lebih dahulu, sebaiknya memberi dukungan yang diperlukan,” ujar Catur.

Ia lantas menyampaikan tips-tips dalam berkarier untuk Gen-Z. Menurutnya, ada Tri Sukses yang dapat dijadikan pijakan cita-cita, yakni Sukses Studi, Sukses Organisasi, dan Sukses Pribadi. Sukses Studi berarti Gen-Z tidak dapat mengabaikan pentingnya pendidikan. Sukses Organisasi merepresentasi kemampuan Gen-Z untuk membangun kolaborasi dan kepemimpinan. Sukses Pribadi berarti capaian eksistensial seseorang yang diupayakan bersama Sukses Studi dan Sukses Organisasi.

“Pada masa sekarang ini, jejaring atau koneksi di semua segmen sangatlah penting. Jejaring memungkinkan Gen-Z untuk berkembang dengan mengeksplorasi potensi yang dimiliki. Tanpa jejaring yang cukup, pengembangan diri mereka akan terbatas. Mereka akan kesulitan untuk muncul sebagai pribadi yang berkualitas, tanpa upaya jejaring memadai,” terang politisi Partai Golongan Karya tersebut.

Meski demikian, sambungnya, jejaring tidak serta-merta ‘asal-asalan’. Jejaring yang dimaksud adalah koneksi positif. Para Gen-Z berjejaring dengan orang per orang atau kelompok yang dapat bersumbangsih pada kualitas diri. Sebab, tak jarang, anak-anak muda justru terjebak pada komunitas yang tidak memberi mereka ruang tumbuh lebih baik.

Pemilih Cerdas

Dinamika forum juga memunculkan isu-isu seputar kontribusi Gen-Z pada Pemilihan Umum (Pemilu). Jumlah mereka yang sangat besar turut berpengaruh pada kontestasi. Sayangnya, tak semua Gen-Z peduli. Sebagian mereka bahkan apatis dan tidah tahu-menahu. Sebuah potret tentang perlunya komunikasi dan pendidikan politik bagi Gen-Z.

“Khusus praktik dan penyelenggaraan demokrasi, Gen-Z sebaiknya dapat menjadi pemilih yang cerdas. Kemampuan mereka untuk mengakses informasi lebih baik dibanding generasi sebelumnya dapat bermuara pada dukungan yang tepat. Memilih pemimpin yang benar-benar mengerti perubahan dan nasib mereka di masa depan. Apatisme justru dapat melanggengkan status quo yang tak lain dapat merugikan Gen-Z, kelak,” papar Sriyono.  

Ia menekankan urgensi perwujudan demokrasi substansial, bukan hanya demokrasi prosedural. Pandangan tentang kontestasi kepemimpinan seperti Pemilu yang semata formalitas dikhawatirkan justru kontraproduktif, lantaran memunculkan pemimpin-pemimpin yang tak kompeten. Rakyat sebagai pemilih pada jangka panjang bisa sangat dirugikan.

“Konkretnya, Pemilu yang melahirkan kepemimpinan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan, keadilan sosial, kesetaraan, dan kualitas hidup rakyat. Segenap rakyat Indonesia, bukan hanya segelintir rakyat,” tandasnya.

Editor: Rahma Frida


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik