

Serba-Serbi Sekolah Wirausaha Aisyiyah Berdayakan Kalangan Inklusi
/ Surakartan
Para peserta berkesempatan mendapatkan resep kuliner hingga menerima pembagian ayam hasil ternak komunitas.
TROKETON, Pedan | Rupaneka upaya dapat ditempuh untuk bersumbangsih pada kalangan inklusi. Demi pemberdayaan mereka, salah satunya dengan menyemai benih kewirausahaan. Kemandirian sebagai tujuan mensyaratkan kolaborasi berbagai pihak supaya kalangan inklusi benar-benar berdaya.
Seperti pada Kamis (25/9/2025) yang lalu di Masjid Baiturrahman, Keron, Troketon, Pedan, Klaten. Lembaga Bantuan Hukum Majelis Hukum dan HAM (LBH MHH) Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah bekerja sama dengan Program Inklusi Pimpinan Pusat Aisyiyah menggelar Sekolah Wirausaha bagi komunitas Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA).
Pada kesempatan tersebut, Dyah Nur Laily Fathonah, pemilik Dapur Leli dan Gethuk Presiden, hadir sebagai narasumber. Ia memberikan pelatihan istimewa, mengenai cara membuat ayam goreng kremes yang lezat dan layak jual.
“Di Klaten, khususnya Pedan, memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan usaha. Oleh karena itu, ibu-ibu yang mengikuti Program Inklusi ini harus dapat berdaya dan bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga dari hasil panen kebun atau pun ternak. Dan bila ada kelebihan, bisa dijual. Apalagi ibu-ibu sudah menjalankan usaha masing-masing yang berskala rumahan,” ujar Bu Leli, begitu ia akrab disapa.
Dengan antusias, ia membeberkan resep ayam goreng yang biasanya diproduksi di Dapur Leli, sekaligus tips-tips dan cara memasak ayam agar bumbunya meresap dan dagingnya tidak alot. Tidak lupa, resep sambal korek dan kremes sebagai pelengkap ayam goreng.
Selain memberi materi berupa cara memasak ayam yang tepat, Bu Leli dan tim juga memberikan demo singkat tentang cara pengolahan ayam, dimulai dari pemilihan ayam, bumbu-bumbu yang digunakan, cara menyimpan ayam agar tetap dalam kondisi baik, serta pembuatan sambal pendamping ayam goreng.
Para peserta tidak hanya mendengarkan pemaparan, tetapi turut berperan aktif dalam praktik pengolahan ayam. Seluruh peserta secara bergotong-royong membantu pemotongan ayam, memberikan bumbu, mem-presto ayam, hingga membuat kremesan. Setelah semua matang, peserta dapat mencicipi hasil masakan.
Inspirasi Usaha
Sementara itu, Ketua LBH Majelis Hukum dan HAM Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah, Siti Kasiyati, menuturkan bahwa Sekolah Wirausaha merupakan kegiatan lanjutan dari rangkaian Program Inklusi sebelumnya.
“Beberapa waktu lalu, program ini telah menghasilkan dua kelompok ternak ayam di Kecamatan Pedan. Agar program dapat membantu seluruh anggota maka diberikanlah pelatihan memasak olahan ayam,” ucapnya.
Menurutnya, bagi para anggota yang kurang memiliki minat dalam mengambangkan ternak ayam secara langsung masih bisa memanfaatkan hasil ternak dengan cara mengolahnya menjadi makanan siap saji dan dapat dijual kembali serta dapat memberikan nilai ekonomis.
“Pelatihan pembuatan ayam goreng kremes adalah pelatihan pengolahan hasil ternak ayam. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan para peserta terinspirasi untuk membuka usaha,” kata Siti.
Pada pengujung acara, usai acara masak-memasak, para peserta berkesempatan mendapatkan pembagian ayam hasil ternak kelompok untuk lebih dikembangkan kembali.
Editor: Rahma Frida