Surakartanesia jilid 2 bertema ‘Indonesianomika’ digelar di Ruang Seminar Sekolah Pascasarjana UMS pada Senin (18/12/2023). (Surakarta Daily/Dewa)
Sambut Debat Capres-Cawapres Kedua, Surakartanesia #002 Hadirkan Tema 'Indonesianomika' : Surakartanesia jilid 2 bertema ‘Indonesianomika’ digelar di Ruang Seminar Sekolah Pascasarjana UMS pada Senin (18/12/2023). (Surakarta Daily/Dewa)
Surakartanesia jilid 2 bertema ‘Indonesianomika’ digelar di Ruang Seminar Sekolah Pascasarjana UMS pada Senin (18/12/2023). (Surakarta Daily/Dewa)

Sambut Debat Capres-Cawapres Kedua, Surakartanesia #002 Hadirkan Tema 'Indonesianomika'

Selain pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan investasi, persoalan SDM menjadi sorotan tajam para pembicara.


PABELAN, Kartasura | Surakarta Daily melalui program Surakartanesia jilid 2 kembali menggelar Diskusi Pra-Debat Capres dan Cawapres 2024 kali kedua bertema ‘Indonesianomika’. Untuk diketahui, debat sesi kedua Capres-Cawapres 2024 dijadwalkan pada 22 Desember 2023 mendatang dengan topik ‘Ekonomi, Keuangan, Investasi, Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan’.

Masih dengan tagline ‘Pemilu Asyik Tak Berisik’, Surakartanesia #002 bekerja sama dengan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan digelar di Ruang Seminar Sekolah Pascasarjana UMS pada Senin (18/12/2023).

Diskusi menghadirkan tiga pembicara, yaitu Direktur Sekolah Pascasarjana UMS, M. Farid Wajdi, akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS, Imron Rosyadi, serta praktisi ekonomi maritim, Rusdianto Samawa. Moderator acara dibawakan Marcomm Editor Surakarta Daily, Dzikrina Aqsha Mahardika.

Pada kesempatan pertama penyampaian pembahasan, Farid Wajdi mengatakan, Debat Capres-Cawapres yang berikutnya lebih tepat apabila memperdebatkan program kerja yang akan dilakukan apabila mereka terpilih.

“Saya menekankan pada pendekatan pembangunan dalam konteks ekonomi. Sebab, ini penting,” kata Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS tersebut.

Dalam debat nanti, menurut Farid, semestinya Capres dan Cawapres menekankan pemahaman demokrasi ekonomi, dan tidak malah melakukan trade off atau menegasikan pemahaman pihak satu dengan anggapan lebih baik dari pihak lainnya.

“Mestinya tidak demikian (melakukan trade off), karena menekankan demokrasi ekonomi. Mestinya debat pembangunan ekonomi para Capres-Cawapres berorientasi pada rakyat yang didahulukan dan kemajuan yang diutamakan. Jadi, bersama-sama menyejahterakan rakyat memajukan bangsa,” terangnya.

Farid menambahkan, pemerintah jangan sekadar memenuhi kepentingan rakyat, tapi kemajuan tertinggal. Atau sebaliknya, jangan sampai demi kemajuan negara, rakyat dikorbankan.

Sementara itu, Rusdianto Samawa secara lugas menantang para Capres-Cawapres yang ada saat ini untuk berani menggoyang dunia. Indonesia yang akan mereka pimpin nanti, tuturnya, dapat menjadi negara yang kuat dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis, berupa lima selat Tanah Air yang menjadi jalan lalu lintas perdagangan global.

“Jalur-jalur itu semua jadi kunci Indonesia. Indonesia di atas Tiongkok. Tiongkok negara besar, tapi digertak sekali bisa roboh kalah, karena lima selat yang ada di Indonesia memegang kunci perdagangan dunia,” ungkap aktivis Front Nelayan Indonesia tersebut.

Tiongkok dan Australia, sambungnya, apabila hendak ke Eropa, pasti lewat Selat Malaka, Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik.

“Nah pertanyaannya, berani tidak, Capres-Cawapres menguatkan Poros Maritim Dunia? Mampu tidak menggoyang dan mengontrol dunia?” jelas Rusdianto.

Pembicara ketiga, Imron Rosyadi, menekankan adanya transparansi kebijakan yang harus diterapkan oleh pemerintahan hasil dari Pemilu yang akan datang, terutama terkait data-data yang digunakan untuk pengambilan kebijakan, menyangkut hajat hidup orang banyak, seperti kenaikan BBM.

“Artinya, kenaikan BBM secara diam-diam harus dihindari. Pemerintah dalam mengambil kebijakan yang menyentuh rakyat disampaikan terbuka. Jangan tertutup, agar ada koreksi. Data itu harus netral, tidak berpolitik, tidak berpihak, dan merepresentasikan lapangan,” terang Ketua Lembaga Pengembangan Pondok Al Islam dan Kemuhammadiyahan UMS itu.

Pemilu Asyik Tak Berisik

Surakartanesia dirilis Surakarta Daily untuk membersamai Debat Capres-Cawapres dengan suguhan intelektualisme yang renyah dan menarik. Sebelumnya, Senin (11/12/2023), Surakartanesia #001 bertajuk ‘Pemilu Asyik Tak berisik’ dihelat di Ruang Sidang I Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta (LPPM UNS), mulai pukul 13.30.

Betapa penting menggarisbawahi pentingnya diskursus di berbagai kalangan untuk menyambut Debat Capres-Cawapres. Kepedulian para pemilih akan kapasitas intelektual Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang direpresentasi oleh penjelasan isu-isu strategis pada Debat Capres-Cawapres dapat menumbuhkan preferensi komprehensif sebagai bekal pencoblosan saat Pemilu nanti.

Pemilu Asyik Tak Berisik dapat disebut sebagai kampanye positif untuk menyambut perhelatan kontestasi kepemimpinan nasional, Pemilu 2024. ‘Asyik’ berarti prosesi Pemilu berlangsung dengan baik tanpa insiden yang mengkhawatirkan. ‘Tak Berisik’ dimaknai sebagai perilaku bernas para kandidat dan para pemilih yang memerankan diri masing-masing dengan kualitas prima. Bukan mengumbar sikap-sikap negatif yang tak perlu.

Surakartanesia bertemakan Debat Capres-Cawapres rencananya digelar lima kali, tidak berapa lama sebelum Debat Capres-Cawapres digelar. Lokasi diskusi dari satu sesi ke sesi yang lain berpindah-pindah, demi jangkauan isu yang lebih luas. Selain itu, untuk membesarkan semangat intelektualisme di tengah pragmatisme politik yang semakin sulit dikendalikan.

Output yang nantinya dapat disampaikan ke publik berbentuk pemberitaan, artikel dan opini, pernaskahan buku, serta video. Komitmen literasi digelorakan dan dipraktikkan agar momentum Pemilu bukan hanya dipahami sebagai kontestasi, tapi juga peristiwa keilmuan yang dapat dikelola, diproduksi, dan direproduksi.

Penulis: Pujoko
Editor: Widi Purwanto


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik