

Pengajian dan Buka Bersama KAHMI Sukoharjo Serukan Muhasabah Nasional
/ Surakartan
Mawas diri sebagai bangsa beriring dengan permohonan ampun kepada Sang Pencipta.
NGEMPLAK, Kartasura | Bulan suci Ramadhan menjadi momentum strategis bagi umat Muslim untuk bermuhasabah. Upaya introspeksi diri ini dapat meluas hingga lingkup bangsa dan negara, beriring dengan permohonan ampun kepada Sang Maha Pengampun.
“Alhamdulilah, kita ditakdirkan bertemu dengan Ramadhan 1446 H. Bulan yang suci, bulan yang tepat untuk mawas diri, introspeksi. Menyaksikan gelombang permasalahan kebangsaan yang begitu besar, muhasabah nasional sangatlah diperlukan agar segala solusi dapat ditemukan dan dirumuskan dengan baik,” ujar Koordinator Presidium Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Sukoharjo, Nur Aklis.
Ungkapan itu disampaikannya ketika menghadiri Pengajian dan Buka Bersama KAHMI Sukoharjo di Pesantren Darul Fatihul Kirom, Ngemplak, Kartasura, Sukoharjo, Sabtu (15/3/2025). Acara tersebut dimotori oleh MD KAHMI Sukoharjo, menghadirkan para alumni dan fungsionaris HMI Cabang Sukoharjo.
“Muhasabah nasional berarti semua kalangan, bukan hanya para pemimpin, baik pusat dan daerah. Karena, baik-tidaknya kepemimpinan juga dipengaruhi oleh berkualitas-tidaknya orang-orang yang dipimpin,” terang Wakil Dekan IV Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta itu.
Karena setiap persoalan kebangsaan tidak berdiri sendiri, sambungnya, muhasabah haruslah beriring dengan permohonan ampun setiap anak bangsa kepada Allah SWT. Implikasi luasnya, introspeksi dapat bermuara pada gerak langkah terpadu yang saling melengkapi.
Muhasabah nasional diharapkan dapat merawat optimisme hidup berbangsa dan bernegara. Setiap tekanan kehidupan, meski sulit, terdapat hikmah yang luar biasa, bagi kalangan yang berpikir. Aklis berpandangan, introspeksi dan optimisme pada praktiknya berpengaruh signifikan pada produktivitas sumber daya manusia orang per orang.
“Dengan berpuasa sungguh-sungguh, semoga saja dapat menjernihkan akal pikir dan perilaku bernegara kita. Sebagian anak bangsa yang kerap mempertontonkan keserakahan dan sikapnya yang berlebih-lebihan semoga tidak berpengaruh signifikan bagi fondasi Republik yang kita cintai,” ucap mantan Sekretaris Umum HMI Cabang Sukoharjo Periode 2002-2023 tersebut.
Ia mengajak para hadirin untuk berfokus pada pencarian solusi setiap persoalan kebangsaan agar tidak berlarut, dan bukannya bersilang pendapat terus-menerus atau bahkan memanfaatkannya untuk pencitraan.
“Zaman digital seperti sekarang, setiap hal, entah baik atau buruk, potensial untuk diolah menjadi konten. Celakanya, konten-konten yang hanya berorientasi pada pengayaan diri sendiri justru hanya memperkeruh keadaan. Kebiasaan seperti itu, sebaiknya kita jauhi bersama. Mari berpikir dan bersikap substantif agar tidak terjebak dan tenggelam pada informasi yang menyesatkan, apalagi tanpa sadar menyebar-luaskannya,” tutup Aklis.
Sesi pengajian sebelum waktu berbuka puasa diisi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Abdul Aziz. Ceramah yang disampaikan berisi ajakan untuk belajar cara belajar menjadi kalangan beriman dan bertakwa dalam momentum bulan suci Ramadhan.
Editor: Astama Izqi Winata