

Nyuwardi: Sukses Data Sukses Pilkada
/ Surakartan
Kesungguhan Pantarlih begitu menentukan keberhasilan penyelenggaraan Pilkada 2024.
KEMIRI, Mojosongo | Permulaan yang benar sangat berpengaruh pada langkah selanjutnya. Pun dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Keberhasilan Pilkada bermula dari kinerja kompeten para Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih). Dari tangan merekalah, data pemilih terkini diperoleh, lalu ditindaklanjuti dengan berbagai kebijakan strategis.
“Sukses data pemilih terbaru berarti sukses Pilkada. Permasalahan klasik seperti warga yang tak tercatat di daftar pemilih atau pemilih yang menggunakan hak suaranya di TPS berbeda semoga tidak terjadi lagi, karena Pantarlih bekerja lebih optimal,” ujar Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Boyolali, Nyuwardi, dalam Rapat Koordinasi Pembentukan Pantarlih Pilkada 2024, Rabu (12/6/2024), di Ruang Cempaka Gedung Sekretariat Daerah Boyolali.
Sinyo, begitu ia akrab disapa, menjelaskan, meskipun proses penyusunan daftar pemilih dilakukan bertahap dan melalui penyisiran berlapis, serta terus belajar dari pengalaman penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada dari waktu ke waktu, bukan berarti tidak ada kemungkinan salah data.
Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang lalu, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Kabupaten Boyolali ditetapkan sebanyak 825.630 pemilih. DPT terdiri dari 408.654 pemilih laki-laki dan 416.976 pemilih perempuan. Pemilih terbanyak berada di Kecamatan Ngemplak dengan 68.527 orang, Boyolali Kota 56.245 orang, dan di Nogosari 55.485 orang.
Sementara itu, jumlah tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 3.409 titik. Jumlah TPS paling sedikit berada di Kecamatan Sawit dengan 100 TPS, dan TPS paling banyak berada di Kecamatan Ngemplak dengan 272 TPS. Selanjutnya, Boyolali Kota 228 TPS dan Nogosari dengan 220 TPS.
Mengacu pada teori generasi, generasi sebelum 1945 berjumlah 3 persen atau 25.775 pemilih. Generasi kelahiran 1946-1964 sebanyak 18 persen atau 147.157 orang. Generasi kelahiran 1965-1980 sebanyak 20 persen atau 231.819 orang. Kalangan Milenial kelahiran 1980-1996 sejumlah 31 persen atau 257.962 orang. Gen Z kelahiran 1997-2007 sebanyak 20 persen atau sebanyak 163.929 orang.
Jumlah pemilih pemula, merujuk pada daftar pemilih sementara hasil perbaikan (DPSHP) sebelum penetapan DPT, sekira 827.042 orang.
“Pada praktiknya, DPT Pemilu 2024 tidak serta-merta sepenuhnya valid. Ada saja persoalan, saat penyelenggaraan. Jika tak diantisipasi sejak dini, berbagai permasalahan itu bisa menyebabkan hilangnya hak warga menggunakan suaranya,” tandas Anggota KPU Kabupaten Boyolali Divisi SDM tersebut.
Kualitas Pengawasan
Lebih dalam, Komisioner Nyuwardi, menuturkan permasalahan yang kemarin terjadi saat rekrutmen Pantarlih. Pertama, KPU dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) kesulitan menemukan warga yang berkenan menjadi Pantarlih. Kedua, Pantarlih tidak mengetahui kondisi masyarakat pada lokus yang dijadikan wilayah kerjanya.
Ketiga, tidak memiliki gawai yang kompatibel dengan standar aplikasi. Keempat, Pantarlih tidak memahami teknis pelaksanaan pencocokan data pemilih. Kelima, pola kerja Pantarlih luput dari pengawasan, sehingga mengakibatkan dampak pada kualitas data pemilih.
“Untuk itu, kualitas pengawasan terhadap rangkaian seleksi dan kinerja Pantarlih selayaknya dioptimalkan, untuk setidaknya meminimalisasi problem pada tahap selanjutnya,” tutup Sinyo menyemangati.
Editor: Rahma Frida