Reog Surya Manggala Mudha SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro saat pentas dalam Lebaran Cup 2025. (Triyono)
Lebaran Cup, SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro Tampilkan Kesenian Reog : Reog Surya Manggala Mudha SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro saat pentas dalam Lebaran Cup 2025. (Triyono)
Reog Surya Manggala Mudha SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro saat pentas dalam Lebaran Cup 2025. (Triyono)

Lebaran Cup, SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro Tampilkan Kesenian Reog

/ Surakartan

SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro berkomitmen pada lulusan yang tahan banting dengan olah rasa berkesenian.


Penulis: Ahmad Rifa’i dan Triyono
Editor: Rahma Frida

 

PADARANGIN, Slogohimo | Jumat (4/4/2025), ratusan warga memadati Lapangan Sepak Bola Padarangin, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. Masih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1446 H, pengunjung datang untuk menyaksikan rupaneka pertunjukan kesenian sebagai bagian dari rangkaian event Lebaran Cup.

Acara berlangsung meriah dengan menampilkan berbagai atraksi budaya yang memukau dan penuh semangat. Hari itu, tampil pula kelompok tari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 5 Purwantoro membawakan seni reog khas Ponorogo.

Gerakan tari yang penuh energi, lengkap dengan barongan dadak merak dan jaranan. Penampilan mereka berhasil menyedot perhatian warga yang antusias menyaksikan setiap adegan dengan kagum.

“Kelompok tari ini asuhan guru seni SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro, Bapak Wisang. Namanya, Reog Surya Manggala Mudha. Prestasinya sudah menasional. Pernah Juara 3 Nasional saat Festival Reog Ponorogo,” ujar Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro, Supatno, kepada Surakarta Daily.

Alumnus Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut menuturkan, sejak lama, SMK yang ia pimpin memang berkomitmen pada pelestarian kesenian daerah, demi menjaga karakter lokal, lantaran kian hari semakin tergerus serbuan konten media sosial.

“Seni pertunjukan yang berbasis nilai dan pranata lokal, terutama Jawa, berpengaruh pada pendidikan karakter siswa. Mereka menjadi tidak lupa pada akar kebudayaan adiluhung yang turun-temurun diwariskan. Asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, sah-sah saja untuk dipelajari, dikembangkan bahkan dilombakan hingga mencapai tangga prestasi,” terangnya.

Meskipun SMK identik dengan kevokasian yang berfokus pada luaran sumber daya manusia siap bekerja, sambung Pak Patno, begitu ia akrab disapa, khazanah kesenian tetaplah penting diinternalisasikan. Sebab, bekerja membutuhkan ketahanan, kreativitas, dan visi yang tidak itu-itu saja.

“Cipta, rasa, dan karsa. Kami memiliki slogan ‘siap kerja, islami, unggul, dan berprestasi’. Kesenian bersumbangsih pada olah rasa para siswa agar kelak saat bekerja tidak mudah tumbang karena tekanan pekerjaan. Mereka menjadi lentur, karena tidak hanya mengoptimalkan akal dan hard skill yang mereka punya. Terlebih, persaingan usaha yang sekarang sangatlah kompleks,” ucap Patno bersemangat.

Rutin Digelar

Selain warga setempat, Lebaran Cup menarik minat pengunjung dari berbagai daerah yang ingin menikmati pertunjukan budaya sekaligus suasana pedesaan yang asri di lereng gunung. Sorak sorai penonton semakin menambah kemeriahan acara dan menciptakan atmosfer yang penuh semangat.

Panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya hiburan bagi masyarakat dalam suasana momentum Lebaran, tetapi juga upaya pelestarian seni tradisional. Banyak pihak berharap, Lebaran Cup bisa terus berlanjut setiap tahun.

Dengan antusiasme yang tinggi dari warga dan peserta, penampilan reog di Lapangan Sepak Bola Padarangin menjadi bukti bahwa kesenian tradisional tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik