Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro, Supatno, memberikan sambutan dalam Rapat Pleno dan Sosialisasi Program Sekolah Tahun Ajaran 2025/2026. (Set SMKM 5 Purwantoro)
Komitmen SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro Demi Kualitas Lulusan yang Kompetitif : Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro, Supatno, memberikan sambutan dalam Rapat Pleno dan Sosialisasi Program Sekolah Tahun Ajaran 2025/2026. (Set SMKM 5 Purwantoro)
Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro, Supatno, memberikan sambutan dalam Rapat Pleno dan Sosialisasi Program Sekolah Tahun Ajaran 2025/2026. (Set SMKM 5 Purwantoro)

Komitmen SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro Demi Kualitas Lulusan yang Kompetitif

/ Surakartan

Sinergi semua pihak dapat membentuk siswa yang berakhlak mulia, unggul, mandiri, dan berdaya saing global.


KARANGLO, Tegalrejo | Dalam berbagai ranah, kompetisi bukan hal aneh. Terlebih, pada era digital dengan tingkat dinamika yang semakin meninggi. Kompetisi lantas dianggap sebagai hal wajar yang harus disikapi dengan baik. Caranya, bersiap dengan formulasi yang tak pernah berhenti dan lebih giat dalam bergerak.

“Kian hari, tantangan hidup semakin kompleks. Oleh karenanya, sumber daya manusia adalah kuncinya. Sumber daya manusia berarti lingkup pendidikan. SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro berkomitmen pada kualitas lulusan yang kompetitif,” ujar Sang Kepala Sekolah, Supatno, saat Rapat Pleno dan Sosialisasi Program Sekolah Tahun Ajaran 2025/2026, Sabtu (15/7/2025).

Alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut menegaskan visi sekolah, yakni membentuk peserta didik yang ‘berakhlak mulia, unggul, mandiri, dan berdaya saing global’. Empat kriteria ini begitu penting bagi para siswa, nanti saat berkompetisi di dunia kerja, berwirausaha, atau hidup bermasyarakat dan berbangsa.  

“Kualitas lulusan yang kompetitif bukan hal yang bisa ditawar-tawar lagi. Sinergi berbagai pihak, baik itu sekolah, keluarga siswa, dan masyarakat di mana siswa tinggal, sangatlah dibutuhkan. Lingkungan yang baik tentu saja mendukung proses pembentukan empat karakter tadi,” terangnya.

Langkah-langkah pun ditempuh dengan penuh saksama. Salah satunya, pemetaan (mapping) para siswa yang membutuhkan program Bebas Buta Baca Al-Quran. Selain itu, peserta didik diarahkan untuk tertib beribadah harian dan bersikap sopan. Sekolah berupaya menumbuhkan sikap saling menghargai dan menghormati kepada sesama.

“Demi mewujudkan lulusan yang unggul, profesional, mampu berkompetisi, dan siap berdaya saing global, sekolah memfasilitasi siswa dengan berbagai terobosan program yang terorganisasi dan terencana dengan baik,” tandas Pak Patno, begitu ia akrab disapa.

Komitmen SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro ini, sambungnya, semakin meneguhkan kiprah Persyarikatan di bidang pendidikan. Karakter akhlak mulia yang bersanding dengan kualitas unggul diharapkan mampu mengantarkan lulusan pendidikan Muhammadiyah pada kemanfaatan yang besar dan berkelanjutan.

Jadikan Anak sebagai Teman

Salah satu pembicara, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Purwantoro, Taufik, menyoroti urgensi pengawasan dan pendampingan orang tua. Ia berpandangan, orang tua pada masa sekarang, haruslah berupaya lebih dibandingkan dengan orang tua zaman dahulu.

“Misalnya, tantangan pemakaian gawai yang tanpa kontrol orang tua akan berdampak buruk bagi anak-anak. Para orang tua tidak boleh membiarkan anak-anaknya begitu saja, tanpa pendampingan dan pengawasan,” katanya.

Imbauan Pak Taufik bagi para orang tua, hendaknya memperlakukan anak-anak seusia SMK sebagai teman. Mereka perlu diajak untuk berpikir dan bertindak penuh pertimbangan.

Sementara itu, pembicara lain, Ketua Majelis Pendidikan Dasar-Menengah dan Pendidikan Non-Formal (Dikdasmen dan PNF) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonogiri, Agus Wahyu Triatmo, mengemukakan kiat anak sukses bersama SMK Muhammadiyah 5 Purwantoro.

Ia memulai ceramah dengan menyajikan data pengangguran di dunia, lingkup Asia Tenggara, hingga Indonesia. Data pengangguran ini berdamping dengan realitas sulitnya mencari pekerjaan. Mau tidak mau, pembahasan sumber daya manusia menjadi isu krusial. Indikatornya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Prof Agus juga merilis fenomena Generasi Z yang kini sulit mendapatkan pekerjaan.

Menurutnya, kompetensi yang dibutuhkan pada era Revolusi Industri 4.0, yakni berpikir kritis (critical thinking), kreativitas (creativity), komunikasi (communication), dan kolaborasi (collaboration).

“Sekolah Muhammadiyah solusi semua persoalan kekinian. Landasannya, Al-Quran Surah Al-Alaq ayat 1 hingga 5, Surah Al-Qalam ayat 1 dan 2, dan Surah Al-Mujadilah ayat 11. Sekolah Muhammadiyah mengembangkan agama dan ilmu pengetahuan. Sayap agama pun sayap ilmu pengetahuan,” ucapnya.

Acara dihadiri oleh 340 wali siswa baru, berikut Ketua Komite Sekolah, Sukroni. Forum dengan penuh permusyawaratan membahas pembiayaan sekolah. Meski mengeluarkan sejumlah uang, para orang tua beranggapan bahwa pembiayaan sekolah anak ibarat investasi akhirat dan kewajiban bernilai ibadah.

Editor: Rahma Frida


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik