

Komitmen Bangun Daerah Ala HMI Boyolali
/ Surakartan
Audiensi dengan Bupati, HMI Boyolali mengangkat isu partisipasi mahasiswa hingga sekolah sungai.
KEMIRI, Mojosongo | Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Insan Cita Boyolali menyampaikan komitmennya pada pembangunan Kabupaten Boyolali. Sejumlah aspirasi disampaikan kepada pimpinan daerah, berikut penegasan peran mahasiswa sebagai mitra kritis pemerintah.
“Mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk mengawal kebijakan daerah agar tetap berpihak pada kepentingan masyarakat luas,” ujar Ketua Umum HMI Boyolali, Arina Nur Azizah, usai audiensi dengan Bupati Boyolali, Agus Irawan, di Kantor Bupati, Jumat (3/10/2025).
Arin, begitu ia akrab dipanggil, menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai kekuatan check and balance yang menjaga pemerintah tetap pada jalur aspirasi rakyat, sembari tetap membuka ruang kolaborasi yang konstruktif dengan pemerintah daerah.
Sejumlah isu disoroti HMI Boyolali pada saat audiensi. Salah satunya, Peraturan Bupati Boyolali Nomor 61 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Sekolah Sungai.
HMI menilai, kebijakan tersebut sangatlah penting kembali diaktifkan dalam upaya pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana berbasis masyarakat. Mengingat masih banyaknya sungai di Kabupaten Boyolali yang dipenuhi sampah, HMI menegaskan bahwa Perbup tersebut tidak hanya berhenti di atas kertas.
Sorotan isu selanjutnya, HMI Boyolali menyinggung persoalan pembangunan Simpang Siaga Boyolali. Rute rekayasa lalu lintas yang diterapkan dalam proyek itu dinilai menimbulkan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
Penutupan jalan di kawasan proyek pembangunan Simpang Siaga telah menimbulkan kemacetan dan mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya pedagang kecil di sekitar area terdampak. Untuk itu, HMI Boyolali mendorong pemerintah untuk melakukan peninjauan ulang terhadap rute ini, agar lebih mengakomodasi kepentingan publik.
Kritik Adalah Wujud Cinta
Bupati Agus Irawan menyampaikan apresiasi dan rasa bangga terhadap HMI Boyolali yang telah menunjukkan kepedulian dan keberanian dalam menyuarakan aspirasi warga. Ia menyebut bahwa kritik dan masukan dari mahasiswa merupakan bentuk kecintaan terhadap daerah yang sangat dibutuhkan untuk memperkuat arah pembangunan Boyolali ke depan.
“Saya mengapresiasi semangat adik-adik HMI yang telah datang untuk berdialog dan memberikan pandangan kritisnya,” ucap Mas Bupati santun.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Boyolali selalu terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa. Ia berharap mahasiswa dapat terus bersinergi dan menjadi mitra pemerintah dalam setiap proses Pembangunan.
“Pemuda dan pemudi Boyolali diharapkan dapat aktif berkontribusi serta mengambil peran nyata dalam mewujudkan kemajuan daerah,” tuturnya.
Bupati menegaskan, seluruh masukan yang disampaikan HMI akan menjadi perhatian dan ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah melalui dinas terkait.
Audiensi diakhiri dengan komitmen bersama untuk membuka ruang komunikasi yang lebih intensif antara mahasiswa, warga, dan pemerintah daerah, demi mewujudkan pembangunan Kabupaten Boyolali yang berkelanjutan dan inklusif.
“Mahasiswa akan terus berada pada posisi kritis sekaligus konstruktif untuk memastikan setiap kebijakan daerah benar-benar berpihak pada warga Boyolali,” pungkas Arin.
Selain Ketua Umum Arina Nur Azizah, hadir pula pimpinan HMI Komisariat Insan Cita Boyolali lain, seperti Sekretaris Umum, Galang Amirrul Ummam; Ketua Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Pembinaan Anggota (P3A), Agung Nugroho; dan seorang anggota, Tito Andre Wijaya.
Dari pihak Pemerintah Kabupaten Boyolali, hadir Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Boyolali, Bambang Sutanto.
Editor: Rahma Frida