

Komisioner Santosa Optimis, Partisipasi Pemilih Pilkada Karanganyar 2024 Lewati 90 Persen
/ Surakartan
Figur tokoh masyarakat begitu mendukung keberhasilan penyelenggaraan Pilkada.
KEBAK, Jumantono | Boleh dibilang, partisipasi pemilih adalah ruh penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Seberapa besar tingkat partisipasi pemilih, sebegitu pula capaian keberhasilan para penyelenggara Pemilu.
“Dengan kinerja penyelenggara yang optimal, saya optimis, partisipasi pemilih Pilkada Karanganyar 2024 dapat ditingkatkan hingga melewati 90 persen. Syukur-syukur bisa 100 persen,” ucap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karanganyar, Santosa, dalam agenda Sosialisasi Tahapan Pilkada Karanganyar 2024, Rabu (15/5/2024) yang lalu, di Balai Desa Kebak, Jumantono.
Sosialisasi Tahapan Pilkada Karanganyar 2024 terwujud berkat kerja sama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Karanganyar dengan KPU Kabupaten Karanganyar. Sosialisasi ini sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih Pilkada.
Partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 di Kabupaten Karanganyar mencapai 88,68 persen. Santosa berpandangan, kedekatan teritorial dan figur kandidat para pemimpin daerah menjadi faktor strategis peningkatan partisipasi pemilih.
“Empati politik masyarakat akan terbangun jika banyak diselenggarakan kegiatan sosialisasi sampai cakupan desa bahkan tingkat bawah. Prinsip dan target sosialisasi pendidikan politik ini agar masyarakat yang sudah memiliki hak pilih menggunakan hak pilihnya sebagai bentuk kedaulatan penuh,” terang Anggota KPU Divisi Teknis Penyelenggaraan itu.
Selain sosialisasi, sambung Santosa, beberapa hal lain berpengaruh terhadap rendah atau tingginya tingkat partisipasi pemilih, di antaranya aspek teknis yang rumit, kesadaran ber-Pemilu yang minim, dukungan pemerintah yang kurang, atau pemilih yang kecewa pada kepemimpinan.
“Situasi dan kondisi para pemilih pada saat Hari-H pencoblosan sangat beragam. Ada yang datang, sesuai harapan. Ada yang tidak datang, karena kendala. Ada yang benar-benar bersikap untuk tidak datang dan tidak memilih,” jelasnya.
Tingkat partisipasi pemilih pada momentum Pemilu sejak era Reformasi terus berubah. Pada Pemilu 1999, tingkat partisipasi pemilih mencapai angka 92,7 persen. Pemilu 2004 mencatatkan partisipasi pemilih sebesar 84,1 persen. Angka ini menurun saat Pemilu 2009 menjadi 71 persen. Ketika digelar Pemilu 2014 naik kembali pada angka 75,11 persen. Sementara Pemilu 2019 sebesar 81,69 persen dan Pemilu 2024 mencapai 88,68 persen.
“Tingkat partisipasi pemilih dari Pemilu ke Pemilu terus mengalami perubahan. Artinya, betapa melek-Pemilu sangat bermanfaat untuk membangun kesadaran dan partisipasi politik. Berdasar pada melek-Pemilu, pendidikan politik ikut menentukan sukses-tidaknya penyelenggaraan Pilkada 2024,” kata alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta ini.
Dukungan Pemerintah Desa
Secara administratif, Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 kecamatan, 15 kelurahan, dan 162 desa. Besarnya jumlah desa tersebut potensial bersumbangsih pada peningkatan partisipasi pemilih Pilkada Karanganyar 2024. Pemerintah Desa yang aktif bersosialisasi akan meyakinkan dan memudahkan para pemilih untuk menyalurkan suara mereka.
“Ibu dan Bapak Kepala Desa yang terhormat, Pilkada Karanganyar 2024 begitu tergantung pada peran Pemerintah Desa dalam membersamai penyelenggara, hingga berdampak besar pada minat para pemilih untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara,” ujar Santosa kemudian.
Desa dengan partisipasi politik yang tinggi, lanjutnya, merepresentasi kematangan pendidikan politik. Dari tangan merekalah akan lahir para pemimpin daerah yang berkualitas dan mengerti warga Karanganyar.
“Jadi, mari bersungguh-sungguh meningkatkan partisipasi pemilih. Karena, suka tidak suka, ketika Kepala Daerah telah terpilih nantinya, banyak kebijakan akan lahir. Mumpung belum tiba Hari Pencoblosan, kesiapan penyelenggaraan Pilkada Karanganyar 2024 mari kita lengkapi dengan upaya dan tekad peningkatan partisipasi pemilih,” pungkas Santoso bersemangat.
Editor: Rahma Frida