Owner OS Dimsum, Amin Firmansyah, dalam praktik pembuatan dimsum. (Forum UMKM Surakarta)
OS Dimsum, Penganan Tiongkok Cita Rasa Nusantara : Owner OS Dimsum, Amin Firmansyah, dalam praktik pembuatan dimsum. (Forum UMKM Surakarta)
Owner OS Dimsum, Amin Firmansyah, dalam praktik pembuatan dimsum. (Forum UMKM Surakarta)

OS Dimsum, Penganan Tiongkok Cita Rasa Nusantara

Dj. Respati
Founder Kartasura Library


Beradaptasi dengan selera Nusantara, dimsum kini berisi daging ayam, sapi, atau ikan.

Adalah Amin Firmansyah  yang lebih familier disapa Amin. Ia seorang juru masak utama serta owner Dimsum Nusantara OS Solo. Nama Amin berikut OS Dimsum sudah tak asing lagi di kalangan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Surakarta, dan terkhusus para pencinta kuliner dimsum.

Dimsum sendiri merupakan makan kecil asal Tiongkok yang biasanya disajikan dengan isian daging babi untuk menjadi teman minum teh di pagi hari atau camilan pada siang hari. Masuk ke Indonesia, dimsum menyesuaikan dan beradaptasi dengan selera lokal. Dagingnya pun berganti menjadi ayam, sapi, maupun ikan. Dimsum bahkan menjadi camilan di setiap waktu serta disukai berbagai usia, baik laki-laki maupun perempuan, sehingga prospek bisnisnya pun begitu menjanjikan.

Sejak bergabung dalam Forum UMKM Surakarta tahun 2019, Amin telah menjadi pegiat UMKM di Kota Bengawan. Profesinya pun bertambah, tak sekadar juru masak dimsum. Ia kini telah menjadi seorang pengajar, tutor dimsum di berbagai tempat.

Pengetahuan, pengalaman, dan produk dimsum yang dihasilkan dari rumah produksinya telah menjadi daya tarik bagi para pelaku UMKM untuk belajar padanya. Tak semata sharing mengenai informasi usaha, Chef Amin bahkan telah sering didaulat untuk menjadi pembicara dan instruktur dalam berbagai pelatihan aneka masakan dimsum.

Amin terlahir di Surakarta, 22 Mei 1983. Ia bungsu dari enam bersaudara dari pasangan Purnama Hadi dan Sutami. Sejak kecil Amin dididik untuk menjadi seorang yang selalu optimis, percaya diri, dan memiliki selera humor tinggi. Karena itu, bila Anda mengobrol dengannya akan muncul banyolan-banyolan khas yang bisa mencairkan suasana nan penuh kehangatan, sehingga lebih cepat akrab.

Sebelum berkecimpung di dunia kuliner, suami dari Lina Priyati tersebut menggeluti dunia informatika sebagai teknisi komputer dan jaringan. Perjalanannya di dunia kuliner belumlah lama. Bisa dibilang masih balita, karena baru muncul tahun 2018. Kendati baru seumur jagung, namun berkat belajar dan kerja keras dengan penuh rasa optimis, Amin telah memiliki keahlian dalam perihal pembuatan kulit lumpia dan memasak dimsum.

Camilan untuk Sang Buah Hati

Awalnya terjun ke dunia kuliner dimsum hanyalah coba-coba dan iseng. Suatu ketika terbersit dalam benak Amin untuk menyediakan camilan buat dua jagoannya. Mulailah ia buka-buka YouTube, hingga akhirnya menemukan resep dimsum, dan langsung dipraktikkan. Tanpa diduga, dimsum buatannya disukai si Sulung Azka (9 tahun) dan si Bungsu Arsen (6 tahun).

Dari situ mulai muncul keasyikan dan rasa tersendiri. Dengan dorongan keluarga, Amin pun mencoba kembali membuat dimsum. Pada uji coba masakan kali kedua ini, tidak saja kedua anaknya yang menjadi tester. Para saudaranya pun ikut menikmati masakan dimsumnya. Hasilnya ternyata tidaklah mengecewakan. Dalam waktu yang relatif singkat, baik kedua buah hati maupun saudara-saudaranya, memakan dimsum hingga ludes. Komentar serentaknya sama, yakni makyus, enak, dan suka.

Mulailah Amin tertantang untuk mencoba belajar resep-resep lain dari dimsum. Memenuhi hasrat tersebut, Amin harus rela pergi meninggalkan anak-istri untuk belajar mencari ilmu pembuatan dimsum di Kota Jogja. Di kota pelajar itulah Amin banyak belajar mengenai dimsum, baik ilmu dan aneka resep, cara mengelola, hingga proses penyajiannya.

Karya Seni

Menurutnya, membuat dimsum laksana membuat suatu karya seni, dengan seni pengelolaan rasa yang membentuk varian, serta seni memutar modal.

“Karena seni maka harus dikelola dengan hati, sebagaimana arti dimsum itu sendiri yang dalam bahasa Mandarin-nya adalah sesuatu yang menyentuh hati,” terang Amin.

Menurut Chef Amin, jenis dan varian dimsum begitu banyak. Namun, sebelum ke sana, seorang Chef harus menguasai pengetahuan dasar meracik bumbu, baik yang berbahan ikan maupun daging. Ketika sudah mengusai basic bumbu maka akan mudah dalam mengembangkan jenis dan varian dimsum.

Usaha Dimsum yang telah dirintisnya menemukan titik kejut permintaan saat pandemi. Sebagaimana telah diketahui bersama di mana saat Pandemi berbagai kegiatan dilakukan di rumah. Kegiatan yang bersifat luar jaringan atau di ruang publik dilarang. Karena itu, Chef Amin harus memeras otak dan mencari strategi-strategi jitu untuk menggaet pasar baru.

Dengan memanfaatkan media sosial Facebook dan WhatsApp serta Google Map, Amin memasarkan produk dimsumnya, dengan layanan siap-antar. Karena Pandemi, layanan antarnya pun tidak sempat bertatap muka, hanya digantung atau ditaruh dipagar, sedangkan pembayarannya lewat transfer pembiayaan online.

Dua tahun pasca-pandemi, Dimsum Nusantara OS Surakarta telah memiliki banyak penggemar. Tidak hanya memenuhi permintaan konsumen langsung, OS Dimsum juga memasok kebutuhan dimsum di berbagai restoran, juga kebutuhan para pelaku usaha UMKM di wilayah Kota Surakarta dan sekitarnya.

Tak hanya itu, rumah produksinya pun selalu ramai dikunjungi para siswa sekolah, mulai dari SD hingga SMK, sebagai rujukan para siswa dalam belajar kewirasuahaan.

Chef Amin selalu terbuka pada siapa pun yang berkeinginan untuk belajar maupun sharing tentang dunia usaha dimsum maupun berbagi ilmu dalam memasak dimsum yang menghasilkan cita rasa tinggi, sesuai selera Nusantara maupun selera asalnya.

Anda dapat pula berkunjung dan menjadi pelanggan selanjutnya ke outlet OS Dimsum di Mangkuyudan, Jalan Gondosuli No. 5A, RT 003 RW 002, Purwosari, Laweyan.


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik