

Tahun 2024, Apa Sih yang Tak Bisa Bagi UMS?
/ Opini
UMS cukup sumber daya untuk turut ambil bagian dalam posisi-posisi strategis nasional.
Sururi Alfaruq
Alumnus Pers Mahasiswa Pabelan UMS
Tidak ada yang mengingkari, kampus Uiversitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) adalah kampus yang sangat keren. Bagaimana tidak? Kampus ini memiliki bangunan fisik yang megah, berada di area yang sangat luas, dan lokasinya sangat srategis, karena termasuk berada di jantung kota.
Secara akademik, UMS memiliki banyak predikat. Mendapat predikat salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Predikat sebagai kampus Islam nomor tiga dunia setelah Cairo University, Mesir, dan Shahid Beheshti University Medical Sciences, Iran, versi Lembaga Internasional, Unirank.
Secara spesifik, Fakultas Hukum UMS pada 2022 juga tercatat sebagai fakultas hukum terbaik PTS se-Indonesia versi Scimago Institusion Ranking asal Spanyol. Luar biasa! Untuk mempertahankan predikat tersebut tidak gampang. Bahkan untuk menorehkan prestasi yang lebih besar lagi, juga tidak mudah. Ada extra effort yang harus diperjuangkan.
Bagi saya, sebagai alumnus yang kini berada di luar pagar, ada beberapa catatan yang bisa saya share dalam tulisan ini. Namun, catatan-catatan saya bersifat opini bebas yang mungkin jauh dari perspektif akademik. Apa saja extra effort itu? Pertama, membangun kolaborasi dengan media. Kedua, perlunya creative event. Ketiga, kolaborasi dengan industri.
Kolaborasi dengan Media
Salah satu kelemahan UMS, dan ini juga terjadi pada perguruan tinggi Muhammadiyah yang lain, belum kuatnya kolaborasi dengan media secara produktif, baik dalam perspektif kelembagaan maupun individual dari para akademisinya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa media sebagai instrument yang sangat strategis dalam mempublikasikan prestasi, mulai dari berbagai macam hasil research, profil para akademisi, serta inovasi dan gagasan-gagasan segar para akademisi.
Karena itu, perlu adanya media handling yang profesional dan mumpuni untuk me-manage semua basis keunggulan dan gagagasan besar yang lahir dari kampus UMS. Tanpa media handling yang baik, semua keunggulan UMS tidak berdampak secara luas. Hal yang terjadi, setiap keunggulan hanya bisa dinikmati dan ditonton sendiri atau dilihat oleh kalangan terbatas. Sayang, bukan?
Hal yang juga perlu diluruskan bahwa media handling tidak cukup dengan sebuah press release atau mengundang media. Media handling konteksnya memberikan perspektif lebih luas yang bisa meng-cover dari hulu sampe hilir; sangat paham media.
Media handling memahami perkembangan media sosial dan paham perkembangan berbagai topik yang sedang trending, serta paham tentang kelebihan perguruan tinggi dan seisinya. Dengan penguasaan ini maka tim media handling akan lebih mudah menggarap kampus semegah UMS yang hendak diapakan, hendak dibawa ke mana, atau goal-nya apa.
Dengan kemampuan media handling yang baik, media merasa terikat secara batin bahkan secara tidak sadar menjadi bagian dari UMS, sehingga diminta atau tidak, media merasa memiliki interest yang besar untuk mempublikasikan setiap perkembangan pencapaian UMS.
Tentang media tersebut, akan memberikan dampak global lebih kuat, ketika ada porsi yang lebih besar terhadap media-media asing, sehingga covered UMS ter-connect di seluruh penjuru dunia. Hal ini akan memudahkan terbukanya networking dengan kampus dunia dan menumbuhkan minat mahasiswa asing untuk memilih kuliah di UMS. Jelas akan menjadi jalan tol yang mempercepat pencapaian UMS berstandar global.
Creative Event
Salah satu kekuatan dalam membangun image sebuah perguruan tinggi, seperti halnya di sebuah perusahaan adalah dengan event. Event ini akan menjadi ikon yang bisa membesarkan brand menjadi semakin besar. Dampaknya, brand yang membesar secara tidak langsung akan meminggirkan brand-brand lain yang sejenis. Terhadap brand lain yang tidak sejenis pun secara valuasi, akan lebih baik dan cenderung menjadi trend setter di market.
Bisa dibayangkan ketika UMS memiliki sebuah event besar yang bisa mengorganisasikan perguruan tinggi kelas dunia di kampus UMS maka seluruh mata dunia perguruan tinggi akan tertuju kepada UMS. Tidak berlebihan ketika bayangan ini semirip ketika Indonesia menjadi presidensi penyelenggaraan event G-20 di Bali, di mana seluruh mata dunia tertuju ke Indonesia.
Terinspirasi dengan event G-20 maka event collaborative perlu diinisiasi UMS dengan menggandeng kampus dunia untuk duduk bersama membahas berbagai persoalan dunia, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, teknologi, lingkungan, dan berbagai bidang lain, sehingga hasilnya bisa diberikan kepada PBB, sebagai sumbangan pemikiran yang obyektif dari dunia kampus.
Jelas gagasan ini, bukan khayalan, atau keluar dari kerangka berpikir akademik, tetapi sesuatu yang harus ada dalam mindset pembangunan perguruan tinggi yang berkelas. Bagi UMS, ini bukan hal sulit, tetapi sangat mudah dilakukan. UMS memiliki semuanya, baik dalam konteks infrastruktur, SDM, maupun dukungan pendanaan yang sangat kuat.
Jadi, apa sih bagi UMS yang tak bisa? Ketika gagasan ini bisa diwujudkan, kemudian UMS menjadi leader event kampus dunia, dampaknya akan sangat luar biasa. Tidak hanya mengangkat citra UMS di dalam negeri, tetapi akan mengharumkan nama perguruan tinggi di dunia internasional.
Untuk mendesain event-event yang berkelas, sudah sepatutnya UMS sebagai perguruan tinggi yang sangat besar, memiliki tim creative event. Tim inilah yang akan memproduksi ide, untuk diimplementasikan menjadi sebuah event berskala nasional dan global yang relevan dengan kepentingan perguruan tinggi. Event-event ini secara otomatis menjadi branding yang kuat bagi UMS, karena dengan banyaknya event yang kreatif akan melahirkan persepsi yang kuat terhadap eksistensi UMS.
Kolaborasi dengan Industri
UMS, sebagai perguruan tinggi besar dengan berbagai macam fakultas, sudah sepatutnya berpikir untuk memperkuat kolaborasi dengan berbagai sektor industri. Hal ini menjadi sangat strategis bagi UMS, karena dengan kolaborasi, secara otomatis akan membukakan akses yang baik bagi para dosen maupun output perguruan tinggi dengan sektor-sektor industri tersebut.
Setidaknya, ada dua kepentingan dalam membangun kolaborasi dengan sektor industri. Pertama, UMS bisa mengajak kerja sama berbagai macam penelitian pengembangan produk di setiap industri. Pihak industri akan merasa sangat terbantu, karena saat ini, persaingan di sektor industri sangat ketat, dan masing-masing sektor saling berkompetisi untuk menciptakan keunggulan. Pihak yang bisa mengambil peran untuk men-support kepentingan industri adalah perguruan tinggi, karena memiliki legalitas dan legitimasi dalam hal research.
Banyak perguruan tinggi di luar negeri sangat agresif membangun kolaborasi dengan sektor industri. Salah satu perguruan tinggi yang pernah saya kunjungi, National Research Nuclear University (MEphi), Moscow, berhasil membangun kolaborasi yang baik dengan beberapa sektor industri untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT). MEphi juga bekerja sama dengan pemerintah untuk pengembangan teknologi pemanfaatan nuklir sebagai energi alternatif.
Bagi perguruan tinggi, akan mendapatkan benefit yang sangat besar, karena para ahlinya mampu mengangkat nama perguruan tinggi. Hasil research dan pengembangan teknologi berhasil dimanfaatkan untuk kepentingan sektor industri dan pemerintah.
Keinginan penguatan research dari perguruan tinggi perlu ditonjolkan agar UMS menjadi rujukan sektor industri maupun pemerintah yang memerlukan hasil penelitian di berbagai bidang. Di Indonesia, sudah banyak sektor industri yang berani membiayai penelitian dengan biaya besar, baik itu sektor industri farmasi, otomotif, energi, hingga pertanian. Fenomena ini perlu direspons cepat agar UMS tidak tertinggal oleh perguruan tinggi lain yang juga berminat meningkatkan basis research melalui biaya sektor industri.
Jika semangat research bisa digerakkan maka tidak menutup kemungkinan, hasil-hasilnya bisa mendapatkan perhatian publik yang sangat luas. Dan tidak menutup kemungkinan, pada saat tertentu, ada yang tergerak untuk mendaftarkannya sebagai nominasi penghargaan Nobel, karena hasil penelitian tersebut memberikan dampak luas terhadap kepentingan manusia secara luas.
Selain itu, kepentingan kedua dari kolaborasi dengan sektor industri, perguruan tinggi merasa bertanggung jawab membukakan akses yang lebar bagi setiap output-nya untuk bisa diterima sesuai bidang masing-masing.
Masuk ke Pemerintahan dan BUMN
Dalam dunia human resource departement (HRD), secara tidak langsung di bidang tertentu ada konspirasi yang kuat, di mana mindset yang terbangun bahwa SDM yang bisa diterima hanya dari perguruan tinggi tertentu. Tradisi ini bisa dipecahkan dengan pendekatan kolaborasi seluas-luasnya, tidak hanya dengan sektor industri, tetapi juga di sektor BUMN dan pemerintahan.
Tentu banyak case di sebuah institusi atau kelembagaan. Kalau diibaratkan sebuah piramida, yang berada di level atas hanyalah circle dari perguruan tinggi tertentu. Sementara yang bukan dari bagian circle akan terpinggirkan. UMS sudah saatnya melihat fenomena ini sebagai sesuatu yang urgent untuk direspons agar output yang dihasilkan setiap tahunnya bisa terserap dengan baik oleh berbagai sektor industri maupun di sektor pemerintahan dan BUMN.
Sebenarnya, kepentingan utamanya bukan hanya mempermudah distribusi output UMS agar terserap di semua sektor. Kolaborasi dengan sektor industri juga dalam rangka kepentingan lain, yakni agar akses para profesor dan doktor UMS terbuka untuk pos-pos strategis di setiap bidang.
Mengapa ini penting? Karena, ketika para profesor dan doktor dari UMS bisa terserap di posisi-posisi strategis, terutama di bidang pemerintahan dan BUMN, akan terlibat jauh dalam perumusan kebijakan. Selain itu, keberadaan para profesor dan doktor dapat menjadi jembatan generasi berikutnya dari UMS.