Ganjar Pranowo mempromosikan Kopi Tugiman. (Pemprov Jawa Tengah)
Seberapa Digital Seberapa Ganjar : Ganjar Pranowo mempromosikan Kopi Tugiman. (Pemprov Jawa Tengah)
Ganjar Pranowo mempromosikan Kopi Tugiman. (Pemprov Jawa Tengah)

Seberapa Digital Seberapa Ganjar

Ganjar Pranowo peduli pada perekonomian rakyat banyak dengan sentuhan kreativitas digitalnya.

Wahyu Indro Widodo
Akademisi Pariwisata

Masih ingat video yang sempat viral, dua bocah bertemu Ganjar Pranowo di jalan? Ketika itu, Ganjar meminta para bocah untuk menebak namanya. Mereka menjawab dengan tepat. Namun, Ganjar justru mengenalkan diri dengan nama lain. Ia berkata, “Bukan. Namaku, Tugiman.”

Nama Tugiman ternyata nama merek kopi asal Temanggung yang menjadi heboh karena diunggah oleh Ganjar Pranowo di akun Instagram-nya. Fantastis, pesanan kopi Temanggung melesat pesat, hingga Zaenal Arifin, sang pemilik kopi, menjadi kewalahan.

Begitulah. Transformasi digital telah memberikan dampak yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Masyarakat Indonesia saat ini menghabiskan sekitar delapan jam per hari di dunia maya, dengan tiga jam di antaranya digunakan untuk berinteraksi di media sosial.

Oleh karena itu, keterlibatan kreator konten telah menjadi faktor penting dalam mendorong kemajuan ekonomi Indonesia di era digital seperti sekarang. Selain itu, kepedulian dan endorsement dari tokoh berpengaruh juga memiliki peranan krusial dalam upaya tesebut. Contoh konkret seperti endorsement yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo tadi adalah bukti nyata dari kepedulian seorang pemimpin yang bijak terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia.

Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar. Pada 2020, potensi ekonomi digital Indonesia sebesar US$ 44 miliar. Pada 2022, meningkat menjadi US$ 77 miliar. Saat 2025, diperkirakan potensinya mencapai US$ 146 miliar. Sementara pada 2030, potensi ekonomi digital di Indonesia diperkirakan mencapai US$ 360 miliar atau sekitar Rp5.000 triliun.

Kopi Tugiman dan ekonomi digital hanyalah dua contoh variabel penting perubahan perekonomian Indonesia yang sedang digadang-gadang banyak pihak menjelang perhelatan Pemilu 2024. Banyak faktor lain yang yang tak kalah penting. Salah satunya, kepariwisataan.

Dalam konteks modern tourism, pengaruh komodifikasi wisata kini telah semakin mencolok. Seperti halnya dalam dunia e-commerce dan kapitalisme, wisata pun telah mengalami transformasi signifikan. Kemudahan akses informasi dan pemesanan online telah menjadikan pengalaman perjalanan sebagai barang dagangan yang bisa diakses oleh semua orang, kapan pun dan di mana pun.

Nah, dalam hal ini sering kali memicu pertanyaan tentang apakah pengalaman wisata dapat diubah menjadi sekadar produk yang dijual? Apalagi dengan teknologi informasi sekarang, seperti virtual reality (VR) di sektor pariwisata telah membuka peluang untuk menghadirkan pengalaman yang lebih mendalam dan terkoneksi dengan dunia nyata untuk mengimbangi komodifikasi tersebut.

Dengan VR, wisatawan dapat merasakan destinasi seolah-olah mereka berada di sana, serta dapat membantu peningkatan kualitas dan kedalaman pengalaman pariwisata. Oleh karena itu, sementara komodifikasi wisata dapat menjadi isu yang relevan, teknologi seperti VR memberikan potensi untuk mengembalikan aspek kualitas dan keunikan dalam perjalanan wisata, khususnya destinasi wisata.

Dan tahukah anda tentang potensi VR? menurut Global Market Insights, industri virtual reality pariwisata diperkirakan akan mencapai pendapatan sebesar US$18,1 miliar pada tahun 2028, sedang pada tahun 2023 ini, pendapatan diperkirakan mencapai US$5,3 miliar.

Dengan melihat potensi di atas, apa yang kita bisa lakukan? Apakah kita cuek bebek lalu tiba-tiba viral, ternganga, bahkan mengeluarkan sumpah serapah saat diekspose kejadian tidak lazim pada tahun 2022 lalu tentang Alun-Alun Kraton Jogja yang dijual seseorang dengan harga US$ 11 di sebuah metaverse platform bernama Next Earth?

Tampak bahwa lansekap pariwisata Indonesia sangat berpotensi untuk dieksploitasi oleh negara lain, terutama dengan adanya perkembangan modern tourism, karena memungkinkan wisatawan untuk mendapatkan pengalaman wisata yang lebih mudah, murah, dan cepat.

Lantas bagaimana bila muncul ketergantungan Indonesia terhadap negara-negara yang memiliki teknologi informasi dan komunikasi yang lebih maju, seperti Amerika Serikat, Tiongkok, India, dan Korea? Negara-negara ini dapat menguasai pasar wisata Indonesia dengan menyediakan online platform yang menawarkan produk serta layanan wisata lebih menarik dan kompetitif.

Tidak perlu khawatir, karena apa pun masalah yang muncul, kita dapat menghadapinya dengan kolaborasi, bukan kompetisi. Terlebih, secara genetis, rakyat Indonesia sedari dulu punya nilai-nilai kegotong-royongan.

Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Dahulu, penguasaan manusia atas manusia lain dimanifestasikan dalam dua kutub, yaitu negara blok dan blok. Namun, seiring berubahnya arah perkembangan, saat ini telah berubah menjadi negara polar dan multipolar yang menandakan pergeseran keadaan panggung geopolitik dunia.

Artinya, sudah bukan zamannya lagi manusia lahir di dunia ini untuk berevolusi kemudian berkompetisi. Paradigma itu harus diubah menjadi lahir untuk berinteraksi dan berkolaborasi.

Hidup bukan lagi semata-mata tentang mengungguli pesaing dan menandingi lawan kemudian dipamerkan kepada teman. Bukan itu, Kawan. Tapi, bagaimana kita bersama-sama mencapai tujuan dan mengatasi setiap tantangan yang ada.

Kolaborasi mencerminkan semangat inklusivitas dan saling menguntungkan di antara kita, baik sebagai individu, dalam dunia kerja, dalam satu perusahaan, maupun sekadar WA group bahkan dalam skala yang lebih luas.

Kolaborasi memungkinkan kita untuk menggabungkan keahlian, pengalaman, dan ide-ide unik dari berbagai pihak, sehingga menciptakan sinergi yang kuat dan solusi yang lebih baik serta berkelanjutan.

Ruang kolaborasi tersebut dikreasi terus menerus oleh Ganjar Pranowo untuk membangun perekonomian rakyat yang tangguh. Ia peduli pada perekonomian rakyat banyak dengan sentuhan kreativitas digitalnya.


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik