Atlet Tapak Suci UMS dalam sebuah pertandingan pencak silat. (Prodi Penjas UMS)
Pencak Silat, Seni Bela Diri Pembentuk Jati Diri : Atlet Tapak Suci UMS dalam sebuah pertandingan pencak silat. (Prodi Penjas UMS)
Atlet Tapak Suci UMS dalam sebuah pertandingan pencak silat. (Prodi Penjas UMS)

Pencak Silat, Seni Bela Diri Pembentuk Jati Diri

Dengan berlatih pencak silat, seseorang dapat meningkatkan fokus mentalnya serta mampu mengambil keputusan meski tengah di bawah tekanan.


Nur Subekti
Ketua Prodi Pendidikan Jasmani UMS. Penulis buku
BEX-TI Bodyweight Exercise & Technique Intensive:
Specific HIIT for Pencak Silat.

 

Akhir tahun 2019, seni bela diri pencak silat ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO. Perkembanganya di Indonesia kian pesat dari waktu ke waktu, dipertahankan dari generasi ke generasi, hingga berlanjut pada masa saat ini.

Sebagai seni bela diri yang berkembang pesat, pencak silat layak untuk dipertahankan, sebab merupakan kesenian asli yang lahir sedari zaman dahulu kala. Kini, pencak silat telah banyak berinovasi dengan berbagai teknik serta aliran beragam.

Kita patut berbangga dengan kesenian bela diri pencak silat yang merupakan warisan budaya dari para pendahulu. Ada banyak ragam ciri khas seni bela diri ini yang membedakannya dari seni lainnya. Semisal berbasis keindahan gerak (estetika) yang sering kali diiringi oleh musik tradisional.

Selain itu, pencak silat memiliki teknik yang variatif dengan menggabungkan teknik pukulan, tendangan, kuncian, sapuan, dan bantingan. Pola langkah pencak silat sangat unik dan dirancang untuk mengatasi berbagai situasi yang mengancam. Pencak silat juga dapat melatih kekuatan dan kelincahan yang menekankan pengendalian emosi dan pemikiran strategis.

Pencak silat konon berkembang sejak abad ke-7 yang dibuktikan dengan adanya relief di Candi Borobudur yang menggambarkan gerakan menyerang dan bertahan. Sejak kemunculannya pertama kali dan mengalami perkembangan, kemudian lahir pula berbagai perguruan untuk melatih kesenian bela diri tersebut hingga menjamur.

Pada tahun-tahun setelah kemunculannya, pencak silat dihidupkan kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit dan Sriwijaya bahkan menjadikannya sebagai salah satu kesenian yang wajib diketahui sebagai skill oleh para prajurit dan dapat melatih fisik mereka.

Periode berikutnya di masa kolonialisme, pencak silat tetap berkembang secara rahasia di komunitas-komunitas lokal. Sementara di masa perjuangan kemerdekaan, seni bela diri ini menjadi alat pertahanan masyarakat atau simbol perlawanan terhadap penjajah.

Dari masa ke masa, geliat perkembangan pancak silat terus menunjukkan inovasinya. Pada 18 Mei tahun 1948, di Surakarta lahir Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) sebagai badan resmi untuk mengatur dan mengembangkan pencak silat secara nasional, kemudian memulai karier pertamanya dalam ajang olahraga nasional dan internasional.

Bukan Bertarung Semata

Menilik lebih mendalam tentang bela diri pencak silat, pada dasarnya seni bela diri tersebut bukan hanya tentang teknik bertarung, melainkan sebagai sarana pembinaan mental, spiritual, dan sosial. Filosofi pencak silat meliputi nilai-nilai keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan. Prinsip ini tecermin dalam istilah ‘bersilat dengan hati’ yang menekankan pentingnya kontrol emosi dan pemikiran sebelum tindakan fisik.

Ada banyak hal yang patut kita ketahui tentang arti nilai budaya yang terkandung di dalam pencak silat. Pertama, memuat nilai etika dan moral, di mana pencak silat mengajarkan seseorang untuk dapat bersikap hormat, sopan santun, dan pengendalian diri.  Kedua, nilai spiritual, karena terdapat banyak aliran pencak silat yang menggabungkan ajaran keagamaan dan filsafat hidup.

Ketiga, nilai seni dan budaya, di mana dalam setiap gerakan pencak silat sering dikombinasikan dengan musik tradisional dan tari. Keempat, identitas lokal. Bahwa setiap daerah memiliki ciri dan teknik pencak silat yang khas, misal di Jawa Barat, Minangkabau, dan daerah lainnya.

Menurut UNESCO, gerakan pencak silat mengajarkan kita untuk menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, Tuhan, dan alam. Teknik tersebut bertujuan untuk menghadapi serangan atau situasi berbahaya bagi manusia atau melindungi diri dari ancaman. Latihan ini mengedepankan pembentukan jalinan keakraban dan persahabatan, menjaga ketertiban sosial, serta memberikan hiburan di setiap upacara adat.

Berbagai hal positif dapat berdampak pada diri seseorang bila berlatih pencak silat. Apabila didalami, latihan pencak silat dapat meningkatkan fokus mental seseorang. Selain itu, mampu mengambil keputusan meskipun tengah di bawah tekanan.

Seni Latihan BEX-TI

Merawat warisan budaya pencak silat dapat dilakukan melalui berbagai upaya. Salah satunya dengan meningkatkan intensitas dan kualitas latihan, baik di lingkungan sekolah, komunitas, maupun perguruan pencak silat. Selain itu, pelestarian juga dapat dilakukan melalui dokumentasi, penyelenggaraan festival budaya, integrasi dalam kurikulum pendidikan, serta mengenalkan kepada dunia melalui media digital.

Sebagai hasil dari perkembangannya, perlu juga menilik ragam model latihan pencak silat sebagai alternatif. Seperti model latihan BEX-TI atau Bodyweight Exercise and Technique Intensive. Model latihan ini dikhususkan pada jenis olahraga pencak silat dan rancangannya mengacu pada prinsip metode High-Intensity Interval Training (HIIT) dengan mempertimbangkan karakteristik pertandingan pencak silat kategori tanding.

Model latihan BEX-TI memungkinkan integrasi latihan HIIT bentuk-bentuk latihan fungsional (bodyweight exercise) dan keterampilan khusus pencak silat. Selain itu, memberikan peran penting dalam pengembangan komponen fisiologis (kapasitas aerobik dan anaerobik) serta kemampuan biomotor, seperti Kekuatan otot, kecepatan, kelincahan, dan koordinasi.

Setiap proses latihan tentu memiliki impian keberhasilan dan penguasaan setiap tekniknya. Bagi setiap atlet rasanya perlu melakukan pengembangan diri melalui gerakan aerobik dan anaerobik, untuk mengatasi tuntutan aksi selama pertandingan.

Berikut beberapa manfaat yang urgen diketahui oleh masyarakat terkait latihan BEX-TI. Pertama, meningkatkan kebugaran fisik dalam waktu singkat. Kedua, meningkatkan kapasitas fisiologis. Ketiga, meningkatkan ketahanan stamina dan kemampuan recovery lebih cepat.

Keempat, meningkatkan massa otot dan explosive power. Kelima, membentuk kualitas speed, agility, dan coordination yang lebih baik. Keenam, meningkatkan kualitas keterampilan khusus (teknis-taktis) yang lebih baik.

Sejumlah manfaat tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa model latihan BEX-TI memiliki banyak manfaat positif. Menilik lebih jauh tentang model latihan bela diri ini akan memudahkan proses latihan.

BEX-TI seperti latihan Body Weight Exercise. Sebuah jenis latihan fisik yang menggunakan berat tubuh sebagai resistansi atau beban untuk melatih kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas.

Mengikuti setiap program latihan pencak silat, kita akan mengetahui bagaimana urgensinya kepada diri, lingkungan, atau sebagai upaya pelestarian budaya. Seni pencak silat sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat sebagai pertahanan diri, ketika mengalami ancaman yang tidak terduga.

Salah satu hal yang perlu kita ketahui bahwa pada dasarnya silat bukan untuk mengalahkan, tetapi untuk menghindari perkelahian.

Editor: Rahma Frida


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik