

Menulis 221 Tahun Klaten
/ Opini
Setelah penentuan Hari Jadi, penulisan sejarah Klaten dapat terus berlanjut.
Sentot Suparna
Founder Lori Gondang Library
Klaten. Satu di antara puluhan daerah kabupaten di Jawa Tengah yang selalu menarik untuk diperbincangkan. Menurut salah satu sumber, nama Klaten memang berasal dari kata ‘kalathi’ yang artinya ‘menjadi buah bibir’ atau ‘bahan perbincangan’. Predikat sebagai buah bibir ini tentu bukan sekadar basa-basi, karena Klaten memang memiliki banyak potensi sebagai daya tarik.
Cerita tentang Klaten seolah tak ada habisnya, mulai dari sejarah Mataram Kuno hingga era digital sekarang. Tentang pesona Merapi, misalnya, atau tentang seribu candi maupun seribu mata air. Begitu juga soal budaya. Dari dunia pedalangan, kain lurik dan tak lupa ragam kuliner dengan seribu citarasa.
Tepat pada 28 Juli 2025 nanti, usia Klaten menginjak 221 tahun. Eksistensi Kabupaten Klaten tak dapat dilepaskan dari sejarah panjang yang dimulai sejak kelahirannya, yakni tanggal 28 Juli 1804. Penetapan Hari Jadi Kabupaten Klaten tersebut merujuk pada berdirinya Benteng Engelenburg atau Lodji Klaten di era kolonial.
Berdirinya Lodji Klaten dipilih sebagai tonggak sejarah Hari Jadi Kabupaten Klaten melalui riset oleh sebuah tim pada tahun 2005. Tim ini melibatkan unsur Pemerintah Kabupaten Klaten, kalangan akademisi, dan tokoh masyarakat.
Riset menggunakan metode penelusuran sejarah, merujuk pada arsip kolonial dan arsip tradisional yang ada di Keraton Kasunanan Surakarta. Metode penelusuran sejarah bertujuan untuk memperoleh data yang faktual dan dapat dipertanggung-jawabkan. Hasil dari riset diperoleh bahwa tanggal yang paling tua dan objektif sebagai tonggak sejarah Hari Jadi Kabupaten Klaten, yakni momentum berdirinya Lodji Klaten.
Pada zamannya, sistem kelembagaan Lodji Klaten sudah mengimplementasikan pemerintahan supra-desa dengan orientasi bidang administrasi, ekonomi, dan pertahanan. Meskipun relatif sederhana, sistem kelembagaan itu dapat dipandang sebagai cikal bakal suatu bentuk pemerintahan daerah tingkat kabupaten di bawah otoritas Keraton Kasunanan Surakarta.
Untuk memperluas khazanah, studi Hari Jadi Kabupaten Klaten juga memperhatikan legenda atau cerita rakyat yang berkembang di Klaten. Legenda atau cerita rakyat tersebut, misalnya, Legenda Rara Jonggrang, Legenda Kyai Mlati, Cerita Rakyat Sunan Tembayat, Cerita Rakyat Kyai Ageng Gribig, Cerita Rakyat Kyai Ageng Karang Lo, serta Legenda dan Sejarah R. Ng Ronggowarsito.
Legenda termasuk dalam katagori sejarah kolektif atau sejarah tradisional yang dibuat untuk kepentingan budaya. Untuk kepentingan sejarah, legenda harus ditelusur dan dianalisis lebih lanjut agar diperoleh data faktual.
Dari legenda, cerita rakyat, maupun manuskrip Jawa yang ada, diketahui bahwa wilayah Kabupaten Klaten sudah ada dan dihuni manusia sejak zaman Mataram Kuno. Beberapa nama tempat atau desa di zaman Mataram kuno masih bisa dijumpai hingga sekarang. Beberapa di antaranya yakni Upit, Puluwatu, Gumulan, dan Wadhiati atau Wedi.
Selain berdirinya Lodji Klaten, ada beberapa momentum sejarah sebagai alternatif Hari Jadi Kabupaten Klaten. Momentum sejarah yang dimaksud antara lain Prasasti Upit dan Sejarah Pangeran Kajoran atau Panembahan Rama. Prasasti Upit berangka tahun 866 M, sedangkan Pangeran Kajoran menguasai wilayah Mataram bagian barat pada tahun 1677 M. Tetapi kedua momentum sejarah ini tidak dapat dipilih sebagai tonggak lahirnya Kabupaten Klaten, karena tidak memiliki data-data pendukung yang akurat.
Beberapa alternatif lain yakni momentum sejarah Klaten sebagai Pos Tundhan tanggal 12 Oktober 1840, Klaten sebagai Kabupaten Gunung Polisi tanggal 5 Juni 1847, dan Klaten sebagai Kabupaten Pangreh Praja tanggal 12 Oktober 1918.
Sistem kelembagaan Pos Tundhan, Kabupaten Gunung Polisi, maupun Kabupaten Pangreh Praja merupakan perkembangan dari sistem kelembagaan Lodji Klaten. Tiga alternatif itu pun tidak dapat dipilih sebagai tonggak lahirnya Kabupaten Klaten, karena akan mengecilkan peran dari sistem kelembagaan yang sudah ada sebelumnya.
Pengesahan Hari Jadi Kabupaten Klaten merupakan tonggak sejarah fundamental dan objektif, karena dilandasi oleh studi berbasis fakta sejarah yang dapat dipertanggung-jawabkan. Hasil studi yang ada sekaligus menjadi dokumen kesejarahan bagi aspek pemerintahan maupun kemasyarakatan. Pengesahan Hari Jadi Kabupaten Klaten adalah kebijakan strategis dalam memperkokoh eksistensi kelembagaan Kabupaten Klaten.
Hasil studi Hari Jadi Kabupaten Klaten cukup bermanfaat bagi masyarakat sebagai sumber pengetahuan. Dengan lebih memahami nilai-nilai sejarah Kabupaten Klaten, masyarakat akan lebih mencintai daerahnya. Kecintaan tersebut akan lebih memotivasi untuk memberikan sumbangsih pada Kabupaten Klaten.
Bagi dunia akademik, dokumen Hari Jadi Kabupaten Klaten dapat menjadi simpul kajian kesejarahan lebih dalam. Menelusur lebih jauh peristiwa-peristiwa sepanjang lintasan sejarah Hari Jadi Kabupaten Klaten. Kajian tersebut akan sangat bermanfaat bila dikembangkan bagi kepentingan pemerintahan, kesejarahan, maupun aspek sosial-budaya lain.
Editor: Rahma Frida