Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Sofyan Anif. (PWM Jateng)
Lazismu Mendunia : Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Sofyan Anif. (PWM Jateng)
Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Sofyan Anif. (PWM Jateng)

Lazismu Mendunia

Filantropi Muhammadiyah tidak berhenti pada angka penghimpunan atau jumlah program, melainkan pada seberapa besar manfaat yang dirasakan masyarakat.


Sofyan Anif
Guru Besar Manajemen Pendidikan UMS. Bendahara PWM Jawa Tengah.
Rektor UMS 2017-2021 dan 2021-2025.

 

Kini, Persyarikatan Muhammadiyah telah memasuki 14 dari 17 indikator Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Capaian tersebut menunjukkan bagaimana organisasi Islam modern ini mampu menghadirkan kontribusi nyata dalam bidang kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, hingga pemberdayaan perempuan.

Apa yang telah dikerjakan oleh Muhammadiyah dapat dikatakan hampir sempurna. Tinggal melengkapi indikator yang belum terpenuhi agar seluruh tujuan pembangunan berkelanjutan dapat diimplementasikan secara menyeluruh. Ia menilai, langkah ini bukan sekadar mengikuti agenda global, melainkan bagian dari komitmen dakwah amar makruf nahi mungkar yang menyejahterakan kehidupan masyarakat luas.

Muhammadiyah telah mencapai tujuan SDGs yang pertama, yakni tanpa kemiskinan (no poverty). Selain itu, juga tujuan kedua, tanpa kelaparan (zero hunger); tujuan ketiga, kehidupan sehat dan sejahtera (good health and well-being); tujuan keempat, pendidikan berkualitas (quality education); tujuan kelima, kesetaraan gender (gender equality); serta tujuan keenam, air bersih dan sanitasi layak (clean water and sanitation).

Selanjutnya, tujuan ketujuh, yaitu energi bersih dan terjangkau (affordable and clean energy); tujuan kedelapan, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (decent work and economic growth); tujuan kesembilan, yakni industri, inovasi, dan infrastruktur (industry, innovation, and infrastructure); serta tujuan kesepuluh, berkurangnya kesenjangan (reduced inequalities).

Termasuk pula tujuan kesebelas, kota dan komunitas berkelanjutan (sustainable cities and communities); tujuan kedua belas, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (responsible consumption and production). keenam belas, yaitu perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh (peace, justice, and strong institutions); serta tujuan ketujuh belas, kemitraan untuk mencapai tujuan (partnerships for the goals).

Sisanya, Persyarikatan tengah berproses mencapai tujuan ketiga belas, penanganan perubahan iklim (climate action); tujuan keempat belas, ekosistem laut (life below water); serta tujuan kelima belas, ekosistem daratan (life on land).

Lazismu Kreatif-Adaptif

Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) berperan penting dalam penuntasan tujuan SDGs. Karenanya, organisasi ini diharuskan terus berinovasi melalui program-program penghimpunan dana yang kreatif dan adaptif. Inovasi mensyaratkan perluasan jaringan fundraising agar kebermanfaatan yang dihasilkan dapat dirasakan lebih luas, baik di dalam negeri maupun lintas negara.

Salah satu program unggulan yang penting disoroti adalah RendangMu. Produk olahan daging tersebut diposisikan bukan hanya sebagai makanan siap saji, tetapi juga sebagai instrumen kemanusiaan. RendangMu telah disalurkan ke berbagai wilayah terdampak bencana di Indonesia bahkan menembus daerah terluar. Lebih jauh lagi, bantuan ini sampai pula ke wilayah konflik, seperti Palestina.

RendangMu menjadi bukti nyata bahwa Muhammadiyah melalui Lazismu tidak hanya memikirkan persoalan keumatan di lingkup lokal, tetapi juga mengusung misi kemanusiaan global.

Gerakan kemanusiaan Muhammadiyah memiliki dasar spiritual yang kuat. Dalam pandangan Persyarikatan, seluruh kerja sosial dan filantropi haruslah berpijak pada nilai-nilai Al-Quran dan Sunnah.

Allah berfirman dalam Al-Qashash ayat 77, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Selain itu, hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”

Kedua dalil itu menjadi pijakan ideologis sekaligus motivasi spiritual dalam setiap langkah Lazismu. Orientasi filantropi Muhammadiyah tidak berhenti pada angka penghimpunan atau jumlah program, melainkan pada seberapa besar manfaat yang dirasakan masyarakat.

Aksi Nyata, Tak Hanya Wacana

Pencapaian Muhammadiyah dalam 14 indikator SDGs menjadi refleksi peran strategis organisasi keagamaan dalam pembangunan berkelanjutan. Beberapa sektor yang digarap Muhammadiyah sudah lama sejalan dengan tujuan global. Misalnya, bidang pendidikan melalui jaringan sekolah, madrasah, hingga perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.

Bidang kesehatan juga telah dikembangkan dengan keberadaan ratusan rumah sakit dan klinik Muhammadiyah yang melayani masyarakat tanpa diskriminasi.

Di sisi lain, keterlibatan Muhammadiyah dalam isu lingkungan dan kesetaraan gender juga patut diapresiasi. Melalui amal usaha dan lembaga otonom, Muhammadiyah mendorong terciptanya kesadaran ekologi dan peningkatan peran perempuan dalam kepemimpinan maupun pengambilan keputusan. Hal ini memperkuat posisi Muhammadiyah sebagai kekuatan sipil yang mampu menjadi mitra strategis negara sekaligus bagian dari jejaring global.

Lazismu dapat terus meningkatkan perannya dalam memberikan manfaat bagi masyarakat. Filantropi Islam harus menjadi jalan untuk menguatkan solidaritas, memperluas keadilan sosial, serta membangun kemandirian umat.

Muhammadiyah berpotensi besar menghadirkan wajah Islam yang rahmatan lilalamin, yakni Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Hal ini tidak hanya ditunjukkan melalui wacana, tetapi aksi nyata di lapangan. Dengan semangat inovasi dan dasar spiritual yang kuat, Lazismu diharapkan mampu memperluas kiprahnya hingga level internasional.

Editor: Astama Izqi Winata


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik