

Anies Baswedan, Capres Pencinta Sepakbola
/ Opini
Komitmen Anies pada sepakbola dapat menjadi poin penting preferensi pemilihan.
Respati Pamungkas
Direktur Institut Sosial Kerakyatan (Iskra)
Sepakbola merupakan olahraga rakyat, yakni olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, tanpa mengenal strata sosial. Pada waktu Penulis masih kecil, seusia anak Sekolah Dasar (SD), olahraga ini acapkali dimainkan oleh anak-anak kampung, termasuk penulis, di jalanan, atau di pekarangan rumah seseorang yang memiliki halaman cukup luas pada sore hari. Dari bakda Asar sampai menjelang Magrib, sepakbola dimainkan anak-anak dengan penuh riang gembira.
Namun, seiring berjalannya waktu, kini pekarangan atau halaman rumah yang lapang sulit kita jumpai—untuk tak mengatakannya tidak ada sama sekali—dan jalan-jalan kampung pun kini kian padat dengan aktivitas lalu lintas kendaraan. Memang tidak semua tempat, namun di perkotaan, suasana itu akan sangat terasa. Hal ini membuat ruang bermain sepakbola dan wadah intreaksi anak-anak kian terkikis.
Sepakbola sekarang telah menjadi sesuatu yang mahal. Anak-anak yang menyukai sepakbola dari kalangan ekonomi rendah akan sulit mengembangkan potensi yang dimilikinya. Sebab, untuk bermain bola saja mereka harus mengikuti klub sepakbola berbayar. Akses untuk bermain bola bagi anak-anak dari keluarga yang ekonominya belum mapan akan sulit didapat. Mereka yang memiliki ketercukupan finansial-lah yang bisa mengakses kesempatan bermain bola.
Apabila dibiarkan, hal ini dapat menimbulkan ketidakadilan. Karena itu, dibutuhkan keberpihakan kebijakan pemerintah atau para pemimpin pada mereka yang belum beruntung secara ekonomi agar anak-anak dengan potensi besar pada sepakbola bisa tumbuh dan berkembang.
Pemilihan Umum 2024 tidak lama lagi digelar. Salah satu kualifikasi dan komitmen Calon Presiden, misalnya, haruslah mencintai, memahami, dan memiliki komitmen kuat untuk menumbuh-kembangkan segenap potensi anak bangsa pada sepakbola. Dari rekam jejak tiga pasangan Calon Presiden yang ada, apakah mereka memiliki visi dan komitmen untuk memajukan olahraga rakyat ini, yakni sepakbola, atau tidak.
Capres Anies dan Sepakbola
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, memiliki komitmen kuat memajukan sepakbola. Selama memimpin DKI Jakarta, ia telah membangun stadion megah yang diberi nama Jakarta Internasional Stadium (JIS). Ketua Umum the Jakmania, Diky Soemarno, menuturkan, Janji Anies kepada Jakmania sudah ditunaikan, yakn membangun stadion.
Pembangunan JIS menjadi suatu kebanggaan, karena dikerjakan oleh anak-anak negeri sendiri. Sama halnya ketika Soekarno membangun Stadion Gelora Bung Karno yang ingin menunjukkan pada dunia bahwa bangsa Indonesia mampu melaksanakan pembangunan sebuah kompleks olahraga bertaraf internasional. Berarti dapat disimpulkan, Soekarno dan Anies sama-sama pencinta olahraga sepakbola, sekaligus mampu mewujudkan mahakarya yang menjadi kebanggaan bersama.
Selain membangun JIS, Anies melakukan perbaikan lapangan-lapangan sepakbola di tengah kampung yang menyebar di Jakarta, seperti Lapangan Ingub Muara Angke Jakarta Utara, Ingub Klender Jakarta Timur, Ingub Kemanggisan Jakarta Barat, Ingub Serdang Kemayoran Jakarta Pusat, dan Ingub Jagakarsa Jakarta Selatan.
Menariknya, dari upaya perbaikan beberapa lapangan sepakbola di kampung-kampung sebagai sarana untuk menyediakan fasilitas, tanpa terbebani keuangan alias tidak membayar. Artinya, anak-anak kampung yang berada dalam kondisi ekonomi keluarga lemah pun mendapat akses untuk bermain sepakbola di lapangan berkualitas internasional. Sebuah bukti tentang sepakbola yang dapat dijadikan instrumen perjuangan untuk mewujudkan keadilan sosial dalam dunia olahraga.
Sewaktu memimpin Jakarta, Anies sangat memiliki perhatian terhadap klub-klub sepakbola yang berbasis di ibu kota negara, selain Persija dan Batavia FC, juga merevitalisas Stadion Tugu, markas Persitara.
Prestasi Sepakbola
Bagaimana dengan prestasi sepakbola? Tim sepakbola U-14 DKI menjadi juara pertama sekaligus tim terbaik dalam kejuaraan sepakbola 7th Beijing Cup Internasional School Football Tournament, tahun 2018, yang diikuti oleh Tiongkok, Jepang, Australia, Oman, Rusia, Korea Selatan, dan Indonesia. Tim ini juga menyabet gelar Best Player sekaligus menjadi Top Scorer atas nama Ahmad Athallah dengan mencatatkan 8 gol, serta Best Coach atas nama Asep Padian.
Bukan hanya itu. Persija Jakarta berhasil menjadi Juara Liga 1 pada tahun 2018, setelah mengalahkan Mitra Kukar 2-1 di pekan terakhir kompetisi yang diselenggarakan di Stadion Gelora Bung Karno. Penantian panjang selama 17 tahun terbayar saat Anies menjadi Gubenur DKI.
Pada tahun yang sama, Persija menjuarai Piala Presiden 2018, mengalahkan Bali United dengan skor 3-0 di Stadion Gelora Bung Karno. Pada 2021, Persija berhasil menjuarai Piala Menpora, mengalahkan Persib Bandung dengan agregat 4-1.
Capaian Persija tersebut tak terlepas dari suntikan semangat Anies dan kaloborasi antar-berbagai pemangku kepentingan sepakbola yang ada di Jakarta.
Anies juga menyelenggarakan kompetisi sepakbola perempuan dalam tajuk Piala Gubernur DKI Jakarta tahun 2022. Sebuah bentuk apresiasi Anies kepada para perempuan yang memilih untuk mengembangkan potensi di bidang sepakbola. Kesempatan yang setara diberikan pada anak bangsa, tanpa memandang gender.
5 Persen APBN untuk Sepakbola
Anies, sebagaimana dinyatakan oleh Ketua Umum Serikat Masyarakat Bola Indonesia (SMBI), Habil Marati, berkomitmen memperjuangkan 5 persen APBN untuk sepakbola, apabila terpilih menjadi Presiden.
Sementara itu, saat bertemu dengan perwakilan kelompok suporter Persatuan Sepakbola Makasar (PSM) Sulawesi Selatan, Anies berjanji untuk membangun stadion berstandar internasional seperti Jakarta Internasional Stadium dengan konsep green building yang dapat menampung hingga 40 ribu penonton. Stadion tersebut diberi nama Mattoangin Internasional Stadium. Anies meyakinkan para suporter dengan memperlihatkan desain stadionnya.
Sewaktu menjadi Gubernur DKI, janji Anies untuk membangun stadion telah terwujud. Menurut Penulis, ketika menjadi Presiden nanti, pembangunan stadion bertaraf internasional dapat dibangun di berbagai kota Indonesia, karena kecintaan dan kemampuan Anies dalam memahami dunia sepakbola.
Belum lama ini, komitmen Anies pada sepakbola tecermin dalam penamaan tim suksesnya, dengan sebutan TIM NAS, sebagaimana TIM NAS sepakbola kita. Demikian pula para pemimpinnya, dinamai Kapten, bukan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) atau Tim Kampanye Nasional (TKN).
Bagaimana menurut Anda?