Wamendikdasmen, Fajar Riza Ul Haq, dan Bupati Rembang, Harno, saat peresmian gedung SDI Pamotan, Rembang. (Set PCM Pamotan)
Melukis Aura UMS di Pamotan Rembang : Wamendikdasmen, Fajar Riza Ul Haq, dan Bupati Rembang, Harno, saat peresmian gedung SDI Pamotan, Rembang. (Set PCM Pamotan)
Wamendikdasmen, Fajar Riza Ul Haq, dan Bupati Rembang, Harno, saat peresmian gedung SDI Pamotan, Rembang. (Set PCM Pamotan)

Melukis Aura UMS di Pamotan Rembang

/ Inspirasi

Peresmian gedung baru SD Islam Pamotan oleh Wamen Dikdasmen, Fajar Riza Ul Haq, memperkuat kolaborasi strategis antar-alumnus UMS.


M. Zaky Wahyuddin Azizi
Ketua PCM Pamotan-Rembang. Alumnus Akuntansi FEB UMS.
Santri Pondok Shabran 1999.

 

Sabtu (10/05/2025) lalu, saya sungguh berbahagia. Setelah melalui tahapan yang tak mudah, gedung baru Sekolah Dasar Islam, salah satu amal usaha milik Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pamotan, Rembang, Jawa Tengah pun akhirnya diresmikan.

Bungah saya berlipat ketika peresmian dilakukan oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq. Ya, Fajar adalah kawan lama saya dahulu semasa belajar di Universitas Muhammadiyah Surakarta, khususnya Pondok Shabran. Rasanya, momentum peresmian tersebut sebentuk bukti kuatnya kolaborasi strategis antar-alumnus UMS.

Acara begitu semarak, lantaran para petinggi Kabupaten Rembang turut hadir, di antaranya Bupati Rembang, Ketua DPRD, dan Kepala Dinas Pendidikan. Kehadiran para tokoh merupakan komitmen penting dalam memajukan pendidikan.

Mas Wamen mengapresiasi pemerintah daerah yang sama-sama memiliki komitmen untuk mewujudkan visi pendidikan bermutu untuk semua kalangan. Visi besar yang menjadi tagline utama Kemendikdasmen di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Tak hanya mengapresiasi kehadiran para pemangku kebijakan di Kabupaten Rembang, Fajar mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan demi memajukan pendidikan tanpa membedakan, apakah itu sekolah negeri atau swasta.

Fajar menuturkan, tanpa kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, visi besar Kemendikdasmen untuk mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua begitu berat dicapai. Konsekuensi otonomi daerah adalah lahirnya desentralisasi pendidikan yang dalam dua dekade terakhir perlu direfleksikan bersama.

Ia mendorong kepala daerah dan jajaran untuk proaktif menyosialisasikan berbagai kebijakan prioritas yang sudah diluncurkan oleh Kemendikdasmen. Tidak lupa, memohon dukungan dari Kepala Daerah untuk mengawal kebijakan agar terlaksana dengan baik ketika diterapkan di lapangan.

Fajar mencontohkan peluncuran senam Anak Indonesia Hebat yang merupakan bagian dari Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Program ini perlu dukungan dari semua pihak di tengah munculnya anak-anak yang mengalami kesehatan mental dan obesitas.

“Bapak Presiden mendorong agar anak-anak kita memperbanyak aktivitas fisik maka sebagai ikhtiar untuk melaksanakan perintah Presiden, Pak Mendikdasmen Abdul Mu’ti meluncurkan Senam Anak Indonesia Hebat,” demikian ucapnya melegitimasi kehadiran negara di Pamotan.

Gayung bersambut. Bupati Rembang, Harno, menyampaikan terima kepada Mas Wamen atas kunjungannya ke Kabupaten Rembang. Menurutnya, kedatangan ini merupakan kehormatan dan pihaknya siap berkolaborasi. Sang Bupati tampak sumringah dan memberi sambutan hangat, selain komitmen untuk mengawal program-program Kemendikdasmen di wilayah pimpinannya.

Kolaborasi Alumnus UMS

Tidak dapat dipungkiri, alumni UMS bertebaran di mana-mana, baik dalam hingga luar negeri. Masing-masing berkiprah berdasarkan kemampuan, kesempatan, dan situasi-kondisi. Ilmu yang didapatkan saat kuliah di UMS secara perlahan diimplementasikan, meski terkadang, tidak selalu sesuai dengan bidangnya.

Keputusan saya untuk berkiprah bersama Persyarikatan, terlebih sebagai Ketua PCM Pamotan, bukan tanpa pemikiran yang matang. Jejaring pengabdian Muhammadiyah di Kabupaten Rembang waktu itu belumlah sebagus saudara-saudara Nahdlatul Ulama (NU). Jengkal per jengkal saya berusaha untuk turut mewarnai jalan Persyarikatan sekemampuan saya.

Mengurus Persyarikatan di Pamotan tentu saja berbeda dengan kota-kota besar seperti Solo, Jogja, dan Jakarta. Meski terikat dalam organisasi yang sama, dinamikanya bisa dipastikan sangatlah berbeda. Para pimpinannya pun silih berganti, karena memang tidaklah mudah menjaga marwah perjuangan Kiai Ahmad Dahlan ini.

Beruntung, banyak dukungan terus mengalir hingga akhirnya tiba di titik sekarang. Masa di mana PCM Pamotan telah menunjukkan performa dan kontribusinya lebih bersemangat melalui program-program rutin dan kiprah amal usahanya. Bukan berarti tidak ada masalah juga, tapi setidaknya, eksistensi PCM kini setimpal dengan apa yang telah diusahakan di masa lalu.

Dukungan yang saya maksud juga datang dari kawan-kawan UMS dan Pondok Shabran. Salah satunya, Mas Wamen Fajar. Semoga dukungan tersebut terus berlanjut dan luber hingga menyentuh sisi-sisi penting kebutuhan umat Islam, termasuk pendidikan berkualitas. Terima kasih, Mas Wamen.

Editor: Rahma Frida


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik