Deklarasi Mas Karebet Kartasura. (Dj. Respati)
Komitmen Mas Karebet Merawat Kota Kartasura : Deklarasi Mas Karebet Kartasura. (Dj. Respati)
Deklarasi Mas Karebet Kartasura. (Dj. Respati)

Komitmen Mas Karebet Merawat Kota Kartasura

Kian hari, Kartasura kian membutuhkan pengelolaan kota yang tepat.

Dj. Respati
Founder Kartasura Library

Pada Selasa (26/12/2023), bertempat di Pendopo Kelurahan Kartasura, pukul 20.30, masyarakat dari berbagai profesi, baik itu pengacara, guru, seniman-budayawan, pemuda-mahasiswa, wartawan, pelaku usaha, purnawirawan, dan lain sebagainya, dengan kesadaran diri dan penuh tanggung jawab, mengikatkan dan mendeklarasikan perkumpulan Masyarakat Kartasura Bermartabat (Mas Karebet).

Deklarasi dihadiri oleh Jajaran Muspika Kartasura, yakni Ikwanto Sapto Darmono (Camat Kartasura), AKP Tugiyo (Kapolsek Kartasura) Kapten (Inf) Ismail (Danramil Kartasura).

Selain itu, hadir pula Lurah Kartasura, sert beberapa kepala desa di Kecamatan Kartasura, seperti Kepala Desa Pucangan, Kepala Desa Singopuran, dan perwakilan dari Kelurahan Ngadirejo. Acara juga dihadiri oleh anggota DPRD Sukoharjo, Sunoto, serta berbagai komunitas yang ada di wilayah Kecamatan Kartasura.

Deklarasi Mas Karebet dipimpin dan dibacakan oleh Teguh Sriyono yang memuat empat komitmen dasar. Pertama, mencintai dan peduli terhadap Kota Kartasura yang pernah menjadi pusat kerajaan, serta bertekad merawat dan mendayagunakannya untuk kesejahteraan warga dan memperkuat identitas kota.

Kedua, mencintai dan peduli terhadap Kota Kartasura saat ini, serta bertekad, berjuang, berkontribusi bagi keadilan dan kesejahteraan warga serta kemajuan dan keindahan kota. Ketiga, meyakini bahwa Kota Kartasura akan menjadi kota bersih, religus, mandiri, kreatif, tangguh, adil, dan bersahabat.

Keempat, meyakini bahwa gerakan ini dilakukan dengan damai, melalui pendidikan dan pelatihan warga, kaloborasi dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, serta advokasi kebijakan.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia, Sopyan, mengatakan, tujuan deklarasi untuk memperkenalkan Perkumpulan Mas Karebet kepada seluruh pemangku kepentingan serta mempererat tali silaturahmi antar-komunitas di Kartasura.

 “Munculnya perkumpulan ini dilandasari atas rasa keprihatinan terhadap kondisi Kota Kartasura yang dari tahun ke tahun belum menunjukkan ada kemajuan yang cukup berarti,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sebagai kota yang pernah menjadi pusat kekuasaan era Mataram, banyak peninggalan bangunan bersejarah yang tidak terurus, liar, bahkan terjadi pengrusakan. Selain itu, pemanfaatan lahan eks-terminal yang tak segera terwujud, sementara kondisi terminal baru yang juga semakin terbengkalai.

“Belum lagi ancaman banjir di waktu musim penghujan. Di jalan perempatan Kartasura ke selatan sampai pertigaan Jalan Slamet Riyadi, juga di jalan sebelah timur pasar dari depan Kantor Polisi ke selatan sampai jalan raya,” ungkap Sopyan.

Menurutnya, pertumbuhan penduduk, pemukiman, serta hadirnya para pelajar yang menempuh studi di dua kampus besar, yakni Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta membawa konsekuensi logis, berupa meningkatnya kebutuhan. Namun, di sisi lain juga menghadirkan sampah yang semakin banyak. Apabila tidak segera diantisipasi dapat memunculkan sampah di mana-mana.

“Tidak tersedianya ruang publik maupun ruang kreatif yang berskala kota, serta kesemerawutan lalu lintas menjadi hal penting lain yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Kondisi-kondisi ini yang melatarbelakangi terbentuknya Perkumpulan Mas Karebet ini,” tutup Sopyan.

Tentang Nama Mas Karebet

Nama Mas Karebet adalah akronim dari Masyarakat Kartasura Bermartabat. Nama ini sengaja dipilih agar masyarakat mudah untuk menangkap, mencerna, mengingat, dan mengucapkannya. Nama Mas Karebet tidak terkait dengan tokoh historis pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Pajang yakni Joko Tingkir yang memiliki gelar Sultan Hadiwijaya atau Adiwijaya.

Nama Mas Karebet disepakati secara aklamasi dalam pertemuan yang diselenggarakan di rumah Joglo Ngebok, Rukun Tetangga 03, Rukun Warga 07, Sedah Romo Lor, Kelurahan Kartasura, pada Rabu (1/11/2023). Tanggal itu kemudian disepakati sebagai hari lahir Perkumpulan Mas Karebet.

Tujuan kelahiran Perkumpulan Mas Karebet, yakni memajukan dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang ada, baik yang berada dalam wilayah Kartasura maupun Sukoharjo pada umumnya.

Selain itu, menjaga keluhuran martabat serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terkhusus anggota perkumpulan. Tujuan lainnya, sebagai wahana memupuk dan mempererat hubungan silaturahmi dan rasa persaudaraan warga masyarakat yang memiliki kecintaan dan kepedulian terhadap keberadaan Kota Kartasura.

Tujuan terakhir, sebagai wadah menyalurkan aspirasi perjuangan dan pengabdian para pegiat Kota Kartasura dengan berperan aktf dalam mewujudkan kota yang layak huni, berkemajuan, dan bermartabat.

Sementara itu, makna pertama dari bermartabat, yakni bersih. Mereka yang bergabung dengan Mas Karebet berhati bersih, ikhlas, tulus dalam berbuat dan berperilaku. Secara sistem pengorganisasian pun bersih, atau transparans dan akuntabel.

Makna kedua, religius. Diharapkan mereka yang bergabung memiliki keyakinan bahwa apa yang diperbuatnya tidak semata-mata dipertanggungjawabkan pada anggota atau sesama, namun juga berkeyakinan, apa yang dikerjakan akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.

Makna ketiga, mandiri. Apa yang dilakukan berbasis dari kekuatan diri sendiri, berdikari, tidak tergantung pada pihak lain dalam menentukan arah kebijakan. Progam dan jalannya perkumpulan berbasis pada kesadaran diri yang melahirkan inisiatif, rasa percaya diri, ketegasan, dan rasa tanggung jawab.

Makna keempat, kreatif. Hal ini muncul karena adanya kemandirian. Orang-orang yang bergabung dengan Mas Karebet memiliki kemampuan dalam membaca teks atau narasi serta membaca fenomena yang memunculkan inspirasi, ide, atau gagasan untuk dinarasikan, dibahasakan, digambarkan dalam susunan deskriptif serta diwujudkan dalam kerja-kerja nyata, serta menciptakan atau menemukan sesuatu yang baru, berbeda dari sebelumnya.

Makna kelima, tangguh, yakni memiliki daya juang yang kuat, tidak mudah menyerah, melihat kesulitan sebagai tantangan, dan mampu mewujudkan mimpi-mimpi menjadi kenyataan. Anggota perkumpulan selalu melihat sesuatu secara positif dan memiliki keyakinan yang kuat.

Makna keenam, adil. Adanya kesetaraan, tidak membedakan latar belakang seseorang berdasarkan suku, agama atau sosial, mengakui keragaman dalam lingkungan, menempatkan sesuatu pada tempatnya atau pada yang semestinya.

Makna terakhir, bersahabat, yaitu memiliki makna terbuka pada ide dan gagasan mana pun, bersikap ramah dalam menjalain hubungan, akrab penuh kehangatan dalam berinteraksi, dan membangun relasi dengan pihak mana pun.


Berita Terkait

Mungkin Anda Tertarik