

From Forester to Nice Forest
/ Inspirasi
Ketika care, respect, dan konsolidasi begitu kuat, berbagai kebaikan pada hutan dapat bersumbangsih pada negeri ini.
Zeni Zainal Muis
Founder Wanamuis Library. Penulis buku Orang Utan Banyak Tingkah dan Kisah-Kisah Pelipur Suka.
Selama 32 tahun, saya mengabdi untuk Perhutani. Ketika masuk Perhutani tahun 1992 di Bandung, saya merasa bangga dan bermakna berada dalam suatu lingkungan kerja yang penuh kekeluargaan dan melaksanakan pekerjaan dengan suasana happy working. Para pimpinan maupun karyawan begitu saling care dan respect. Hal itu membuat suasana kerja menjadi nyaman, baik di kantor maupun di luar kantor.
Beberapa Kepala Biro sering mengajak saya untuk makan, bertandang ke rumah, bahkan berupaya menjodohkan saya dengan anak atau keponakannya. Ketika itu, saya memang masih lajang. Upaya ini sebagai bentuk manifestasi jiwa korsa dengan menyiapkan alih generasi dan estafet kepeminpinan melalui ikatan cinta.
Seiring berjalannya waktu, hutan yang semula rimbun nan elok, baik secara nasional maupun di Kawasan Perhutani, pun mengalami degradasi. Penggundulan hutan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) demi lokasi tambang, kebun sawit, dan lahan pangan ternyata juga berimbas pada lunturnya jiwa korsa rimbawan yang dulu terkenal sebagai komunitas alumni solid dan tangguh.
Di Perhutani, lunturnya jiwa korsa semakin terasa tatkala diberlakukan Program Cost Reduction Program (CRP) sekitar tahun 2016 yang dimaksudkan berhemat bagi keberlangsungan bisnis perusahaan, namun dampaknya telah membatasi pertemuan-pertemuan, baik formal maupun informal.
Intensitas touring, terabas hutan, koordinasi antar-sektor dan patroli bersama dengan aparat berwenang menurun drastis. ‘Sangu’ yang dulu dianggap wajar sebagai tali asih dan sambung rasa dalam pergaulan kedinasan menjadi tiada bahkan dilarang karena termasuk gratifikasi. Konsolidasi internal semakin melemah. Dampaknya terasa pada output kinerja yang semakin hari semakin minim prestasi. Berbagai persoalan kemudian marak bermunculan.
Betapa perlunya penguatan care dan respect serta konsolidasi untuk bersama-sama berperan sebagai agen Pembangunan Kehutanan. Output dari kiprah tersebut dicirikan dengan kelestarian hasil dan manfaat hutan serta kesejahteraan masyarakat.
Care
Care adalah sifat dasar manusia untuk membantu, memperhatikan, mengurus, dan menyediakan bantuan, serta memberi dukungan kepada orang lain. Sikap care dilandasi oleh kejujuran, kepercayaan, dan niat baik.
Soal sikap care, berikut lima tanda rimbawan yang peduli dan penuh empati kepada orang lain. Pertama, tergerak membantu, tanpa diminta. Kedua, membuat orang lain dan dirinya bahagia. Ketiga, sering mengkhawatirkan kondisi orang lain, saat mereka tertimpa masalah. Keempat, paham bahwa hidup tidak selalu adil. Ketidakadilan hidup menjadi ujian bagi seseorang. Kelima, menunjukkan kepedulian yang tidak menjadi beban.
Sikap care yang diberikan kepada orang lain dapat menjadi keteladanan, sehingga mempengaruhi orang lain untuk melakukan kebaikan yang sama. Care bisa ditularkan. Semakin banyak rimbawan yang care terhadap sesama alumni, wadah kealumnian, maupun tempat kerja akan menimbulkan efek bola salju bagi penguatan jiwa korsa rimbawan.
Sikap care tidak hanya ditujukan kepada organisasi dan SDM (alumni), tetapi juga kepada alam dan lingkungan di mana kita hidup. Tentu kita merana bila lingkungan hidup sekitar tanpa hadirnya hutan atau pepohonan. Pada musim kemarau akan kesulitan air dan pada musim hujan malahan banjir bandang. Peningkatan suhu ekstrem dengan cuaca panas yang menyengat banyak menimbulkan korban jiwa. Selain itu, sawah pun mengering hingga gagal panen. Akibatnya, warga kelaparan.
Musibah dan bencana yang datang silih berganti ternyata akibat perbuatan manusia. Allah SWT menghadirkan bencana banjir, longsor, angin puting beliung, erupsi gunung berapi, gempa bumi, serta tsunami tidak lain hanya untuk menyadarkan kepada manusia akibat perbuatannya supaya kembali ke jalan yang benar dan diridhai-Nya, sebagaimana termaktub dalam Al-Quran surat Ar-Rum (surat ke- 30 ) ayat 41,
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Sebagai orang yang beriman serta peduli terhadap hutan dan lingkungan, mari kita merapatkan barisan dan menyingsingkan lengan baju untuk berbuat guna menyelamatkan alam, khususnya hutan, dari kehancuran, sekaligus melakukan upaya-upaya reboisasi atau rehabilitasi sesuai dengan disiplin ilmu yang disandang alumni Fahutan IPB, sehingga hutan kembali rimbun dan elok.
Respect
Respect artinya rasa hormat, atau disebut juga penghargaan. Respek adalah perasaan positif atau tindakan hormat yang ditunjukkan terhadap seseorang atau sesuatu yang dianggap penting atau dijunjung tinggi atau dihormati. Respect menunjukkan rasa kagum terhadap seseorang atau sesuatu yang diyakini memiliki ide atau kualitas yang baik atau berharga. Hubungan interpersonal akan dipenuhi dengan konflik dan ketidakpuasan, jika kita tidak menghormati orang lain. Mereka tidak akan menghormati kita, dan jika kita tidak menghargai diri kita sendiri, kita juga tidak akan dihormati oleh orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, sikap respek ditunjukkan dengan perbuatan sopan kepada orang lain, selalu mengucapkan terima kasih, mudah untuk mengucapkan maaf, serta berusaha untuk memahami orang lain. Contoh lain dalam pembelajaran sikap respek tidak hanya diberikan murid kepada gurunya. Sebaliknya, guru pun memberikan sikap respek kepada muridnya seperti menerima apa adanya serta tidak membodohi. Terbuka menerima pendapat dan pandangan siswa tanpa mencelanya.
Berikut sikap respek seorang rimbawan untuk menumbuhkembangkan kemajuan institusinya. Pertama, tumbuhkanlah rasa empati dan memperhatikan orang lain, dimulai dengan menebarkan senyum dan menyapa semua orang saat Anda tiba di tempat kerja.
Kedua, Anda bisa mengatakan sesuatu, jika melihat perilaku tidak sopan atau tidak aman yang merusak lingkungan kerja. Setiap orang berhak diperlakukan dengan rasa hormat. Ketiga, bagikanlah keahlian Anda secara terbuka, untuk pertumbuhan dan pembelajaran. Tempat kerja yang kolaboratif di mana setiap orang berbagi ide dan menawarkan solusi kreatif adalah tempat kerja yang dapat berkembang pesat.
Keempat, berikanlah dorongan untuk menunjukkan bahwa Anda menghargai kontribusi tim, serta memiliki rasa tanggung jawab rencana tindakan korektif. Kelima, berpartisipasi secara konstruktif, serta usahakan agar Anda tidak mencela orang lain dan berikanlah perhatian penuh kepada orang lain.
Islam mengajarkan manusia untuk menghormati dan memuliakan orang lain. Menghormati dan menghargai orang lain adalah upaya untuk menghormati dan memuliakan diri sendiri. Bagaimana orang lain mau menghormati dan menghargai diri kita, jika kita tidak mau menghormati dan menghargainya?
Prinsip saling menghormati menurut Islam diatur dalam surat An-Nisa’ ayat 86, “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.”
Refleksi
Refleksi berarti bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi dan dilakukan. Refleksi adalah proses memeriksa diri dan mengevaluasi diri yang dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalitas dalam bekerja atau berkarya.
Refleksi diri dapat meningkatkan kesadaran diri, serta memungkinkan seseorang untuk lebih memahami nilai-nilai, kepercayaan, dan motivasi pribadi. Dengan menyadari aspek-aspek ini, seseorang dapat membuat keputusan terbaik di kemudian hari.
Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk selalu melakukan refleksi diri di mana hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Artinya, melakukan produktivitas dengan kualitas yang semakin meningkat dari hari ke hari. Insan yang melakukan refleksi seperti inilah yang termasuk golongan beruntung.
“Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan bahkan, barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR. Al-Hakim)
Konsolidasi
Konsolidasi adalah sebuah usaha untuk menyatukan dan memperkuat hubungan antara dua kelompok atau lebih untuk membentuk suatu entitas yang lebih kuat (memperteguh atau memperkuat hubungan atau persatuan). Sementara dalam bisnis, konsolidasi merupakan suatu peleburan antara dua perusahaan atau lebih untuk menjadi satu perusahaan tangguh.
Apabila rimbawan mengimplementasikan nilai-nilai care dan respect bahkan mengkristal dalam habitualnya maka dengan kondisi seperti itu tampaknya lebih mudah untuk berkonsolidasi diri, mudah untuk bersatu, serta mudah digerakkan guna membangun hutan dan melestarikannya.
Apa yang dilakukan ketika telah berkonsolidasi? Pertama, senantiasa memanjatkan puji syukur atas rahmat Allah yang tak terhingga berupa rimba raya yang mahaindah, cantik, molek, nan perkasa. Ketika manusia bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmatnya. Namun, barangsiapa yang ingkar (tidak bersyukur) maka Allah akan menimpakan azab yang pedih (Quran Surat Ibrahim ayat 7)
Kedua, bekerja dengan hati yang murni. Ketiga, mempertahankan persatuan dan kesatuan nusa-bangsa. Kesadaran bersama menjadi cikal bakal dilakukannya aksi bersama (collective action) atau aksi kolektif. Aksi kolektif inilah yang dapat disebut sebagai ‘gerakan’.
Mari membela, membangun, dan melestarikan hutan. ‘From Forester to Nice Forest’.